14. Cleaning Servis

3.7K 50 0
                                    

Athes melempar kasar ponsel miliknya di laci dashboard ketika sadar jika nomor Emerald tidak bisa di hubungi, atau lebih tepatnya ponsel gadis itu telah non-aktif.

Athes menghela napas berat, sungguh dia benar-benar khawatir pada gadis itu. Tujuan utama Athes sekarang yaitu ke perusahaan, dia ingin mengecek keberadaan Emerald terlebih dahulu sebelum kembali melihat Emerald di rumahnya.

Tak menunggu lama kini mobil yang di kendarai Athes telah berhenti tepat di depan perusahaan miliknya. Athess hanya berhenti di depan gerbang tanpa berniat memasukkan mobilnya ke dalam, bahkan satpam penjaga gerbang sudah selesai membuka gerbang dengan lebar, namun dia malah di buat terheran ketika sampai sekarang sang CEO tidak menjalankan mobilnya masuk

Ya, satpam itu memang tau jika itu adalah mobil boss-nya karena dia memang sudah mengenal mobil Athes, CEO perusahaan Harvest Corp yang saat ini menjadi tempatnya bekerja.

Athes menekan klakson mobilnya dengan kuat berharap sang satpam bisa mendengarnya, tangannya menekan tombol kaca mobil agar terbuka dan langsung mengeluarkan tangan kirinya, memanggil sang satpam.

Satpam yang mengerti pun langsung mengambil langkah cepat menuju mobil Athes. Sedikit menunduk dan sedikit membungkuk satpam itu mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Athes agar bisa menatap boss-nya itu dengan jelas.

"Ada apa tuan?" tanya satpam itu heran.

"Di mana Emerald?" tanya Athes to the point, pandangannya lurus ke depan masih memperhatikan lingkungan kantornya seolah sedang mencari Emerald di sana.

"Emerald? Maksudnya direktur Ema?" tanya satpam itu memastikan.

Athes yang mulai sadar jika satpam itu tidak mengenal Emerald yang baru pertama kali datang ke sini pun langsung mengubah kembali kata-katanya.

"Apa kau melihat gadis yang berdiri di depan gerbang atau di sekitar tempat ini kemarin malam?" tanya Athes memastikan.

Satpam itu terdiam sejenak seolah sedang memikirkan perkataan boss-nya baru saja sebelum akhirnya menjentikkan jarinya. Athes yang menyaksikan hal itu melalui sudut matanya dengan cepat mengalihkan pandang menatap satpam itu.

"Ya aku melihatnya, dia menggunakan tas tangan berwarna kuning rambutnya berwarna brunette--"

"Di mana dia sekarang?" tanya Athes singkat terlihat tak peduli mendengar perkataan satpam yang tengah menunjukkan ciri-ciri Emerald baru saja karena dia yakin jika gadis yang berdiri di dekat pagar gedung perusahaannya kemarin adalah Emerald, tidak salah lagi.

Satpam itu terlihat terdiam sebelum akhirnya menggeleng kecil, "Hari ini aku belum melihatnya. Hanya kemarin aku melihatnya sebelum aku pulang," jelas satpam itu.

Athes terdiam seraya menghela napas gusar. Tanpa mengatakan apa-apa lagi pria itu pun langsung menjalankan mobilnya meninggalkan meninggalkan perusahaannya. Sang satpam otomatis mundur ke belakang tanpa di perintah.

Athes melajukan mobilnya dengan sangat kencang, tatapan matanya lurus ke depan fokus menyetir karena saat ini kecepatannya berada di atas rata-rata, hampir menghabiskan gas mobil. Tujuan keduanya sekarang yaitu pergi menuju kediaman keluarga Emerald untuk mengecek kembali keberadaan gadis itu apakah dia sudah pulang ataukah tidak.

Athes berdecak kesal ketika dari jarak jauh dia melihat lampu lalu lintas yang kini tengah menunjukkan warna merah seolah akan bersiap menghentikan laju mobilnya. Athes menghela napas, mencoba berbuat nekat Athes menerobos lampu merah tanpa mengurangi kecepatan laju mobilnya sedikitpun-- Athes sadar jika sedari awal dia memang telah melanggar ketentuan lalu lintas dengan menjalankan mobilnya dengan sangat kencang, di atas kecepatan rata-rata.

Bip! Bip!

Athes menekan klakson mobil dua kali hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras secara berturut tanpa mengurangi kecepatannya ketika beberapa pengendara yang melaju dari arah depan hampir dia tabrak. Mobil tersebut otomatis terhenti di tengah jalan, meneriaki Athes yang melewatinya dengan umpatan-umpatan kasar.

Namun sama sekali Athes tak merespon, bersikap seolah tuli meski sebenarnya dia tidak mendengarnya karena saat ini pikirannya hanya tertuju pada seorang gadis.

Hanya memakan waktu sepuluh menit untuk sampai ke kediaman Emerald akibat kecepatan tinggi yang di gunakan Athes segera memarkirkan mobil miliknya di pekarangan mansion dengan asal.

Tak ingin membuang waktu pria itu pun segera melangkah masuk ke dalam mansion.

"Siapa itu?" Terdengar suara dari seseorang yang sukses menghentikan langkah Athes.

Athes menoleh, pria itu terdiam di tempat bersamaan dengan alis terangkat heran menatap seorang wanita kini berjalan menghampirinya.

"Kau siapa? Untuk apa kau datang ke sini?" tanya wanita itu dengan raut wajah tak sukanya, dia tidak menutupinya karena memang benar-benar tidak suka dengan sifat Athes yang sangat tidak sopan, memasuki mansion tanpa ijin seolah ini adalah rumah miliknya sendiri.

Athes tak merespon, menatap sekilas wanita di hadapannya dengan tampilan menilai, siapa wanita itu? Kenapa Athes baru tau jika ada seorang wanita lagi di tempat ini, bahkan dia bersikap seperti bossy.

"Kau siapa? Kenapa kau memasuki mansion ini dengan sembarangan?" Athes masih tak merespon, terus diam menatap wanita itu sebelum akhirnya berlalu pergi begitu saja menuju kamar Emerald untuk mencari gadis itu.

"HEI! AKU BERBICARA PADAMU, BERSIKAPLAH SEDIKIT LEBIH SOPAN PADA ORANG YANG LEBIH TUA!" Teriakan menggelegar dari Marinka yang terlihat emosi kini memenuhi mansion itu. Bahkan para pelayan yang berlalu lalang diam-diam menjauh sambil menutup telinga merasa terganggu.

Namun Athes sama sekali tidak merespon, ia hanya melirik sekilas sebelum akhirnya kembali menatap datar ke depan, sekarang tujuan utamanya bukan meladeni teriakan wanita itu. Ia malah terus melanjutkan langkah.

"SEHARUSNYA KAU YANG HARUS BERSIKAP LEBIH SOPAN DENGAN TIDAK BERTERIAK DI RUMAH YANG BUKAN MILIKMU! INGAT JALANG INI BUKAN RUMAHMU! KAU HANYA PELACUR YANG MENCOBA MENGGODA AYAHKU!" Teriak Emerald tak kalah kerasnya dari lantai atas.

"KAU--"

"APA?!" balas Emerald menantang, terlihat tak ingin kalah, dengan langkah cepat dan napas memburu Emerald segera berjalan menuruni anak tangga, menarik pergelangan tangan Athes dan membawa pria itu memasuki kamarnya.
Marinka memang benar-benar membuatnya darah tinggi, saat dia sudah terlelap tadi suara menggelegar dari Marinka malah menganggu acara tidur yang sudah mati-matian dia paksakan. Akibatnya Emerald yang emosi pun karena tidak bisa tertidur dengan tenang segera keluar dari dalam kamar untuk balas memarahi Marinka. Tapi saat melihat Athes-lah yang di marahi emosi Emerald semakin bertambah.

Dia tidak suka calon suaminya itu di bentak-bentak oleh orang lain selain dirinya.

Godaan Gadis Liar 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang