42. Give Warmth

2.2K 52 9
                                    

Athes berjalan dengan langkah lebar memasuki mansion. Nora menyambut kedatangan putranya dengan memeluk Athes singkat. Athes balas mengecup singkat pipi ibunya.

"Di mana Emerald, Mom?" tanya Athes akhirnya.

"Dia sedang berada di kamarmu."

"Kenapa tidak makan? Sudah seharusnya makan siang." Athes mengangkat lengan pakaiannya dan melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Sekarang memang sudah waktunya makan siang, bahkan dia belum sempat sarapan di kantor tadi.

Nora menggeleng, "Sedari tadi aku memaksa tapi dia tidak mau. Kau masuklah ke kamar dan bawa makanan untuknya. Mom sudah siapkan."

"Oh ya, aku juga sudah menyiapkan obat penurun panas, kau berikan saja padanya setelah makan."

Athes mengangguk singkat dan langsung berjalan menuju dapur mengikuti langkah sang ibu yang kini berjalan di depan.

Nora meraih nampan yang sudah ia siapkan sedari tadi di atas meja dan langsung menyerahkannya pada Athes. Athes menerima dan kembali menatap Nora.

"Mom, aku akan ke atas sekarang." Nora mengangguk.

"Kau jangan sampai membuatnya menangis, saat ini Emerald sedang sensitif." Athes mengangguk dan setelahnya berlalu pergi setelah Nora mengijinkan.

Athes berjalan menuju kamarnya, sedikit kewalahan saat membuka pintu mengingat saat ini tangannya tengah memegang nampan.

Pintu kamar di buka, menampilkan Emerald yang tengah bergelung di bawah selimut tebal. Athes menutup pintu kamar dan kembali melanjutkan langkah mendekatinya gadis itu.

Mendengar langkah kaki seseorang sekaligus aroma yang citrus yang merasa tak asing di indra penciumannya Emerald pun akhirnya membuka mata, ia menatap Athes dengan terkejut.

Emerald segera menyingkap selimut, bergerak turun dari atas ranjang dan langsung melompat naik ke atas tubuh Athes.

Athes mundur beberapa langkah akibat serangan tiba-tiba dari Emerald dan dengan sigap meletakkan kedua tangannya di bokong wanita itu agar Emerald tidak terjatuh. Untungnya keduanya tidak terpental jatuh ke belakang jika Athes tidak bergerak dengan seimbang.

"Hati-hati, kita bisa saja jatuh," peringat Athes yang sama sekali tidak di tanggapi oleh Emerald. Ia malah melingkarkan kedua tangannya di leher Athes dan memeluk pria itu dengan sangat erat.

"Aku merindukanmu ...." Emerald terisak kecil dan tanpa ragu menciumi wajah Athes tak terkecuali bibirnya.

Di saat berpelukan seperti ini Athes bisa merasakan suhu tubuh Emerald yang hangat.

Athes terperanjat ketika Emerald membenamkan wajah di lehernya, air mata mulai mengalir dari wajahnya hingga mengenai leher Athes.Sesekali gadis itu menggigit kecil lehernya.

Athes menghela napas, kembali melangkah mendekati ranjang dan mendudukan diri di sana. Emerald masih belum berniat melepas pelukan hingga wanita itu kini terduduk di atas pangkuannya

"Kenapa baru pulang? Sedari tadi aku menunggumu ...." Emerald berseru lirih, menangkup wajah Athes dan kembali meraup rakus bibirnya. Athes terdiam membiarkan Emerald bermain dengan bibirnya meski sesekali dia terkadang membalas. Emerald menggigit kuat bibir bawah Athes hingga otomatis membuat bibir pria itu terbuka. Emerald memperdalam ciumannya dengan dengan melesakkan lidahnya. Athes yang tidak ingin hilang kontrol seperti beberapa Minggu lalu dengan cepat menjauhkan wajahnya.

Emerald tak menolak, namun ekspresi jengkelnya menunjukkan protes atas tindakan Athes baru saja.

Athes tersenyum tipis dan kembali memberikan kecupan singkat di bibir Emerald sebagai penutup. Emerald tersenyum lebar dan kembali memeluk pria itu erat.

Godaan Gadis Liar 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang