73. Where Are You

2.9K 52 14
                                    

Zein berjalan memasuki kamar dan menutup pintu dengan asal. Ia melepas jas yang melekat di tubuhnya dan kemudian berjalan memasuki kamar mandi. Zein berdiri di bawah shower dengan menatap datar ke depan ketika air shower mengalir membasahi kepala dan seluruh bagian tubuhnya.

Tiba-tiba Zein terkekeh sambil mengusap rambut frustasi. Ia baru sadar setelah beberapa tahun tidak pernah merasakan apa itu namanya jatuh cinta, sekalinya ia merasakan hal indah, pada akhirnya dia malah merasakan sakit hati.

Sekarang Zein baru paham apa itu namanya jatuh cinta dan sekarang dia tidak akan pernah mau merasakannya lagi, Zein cukup kapok. Zein tidak lagi berani ingin memulai.

Cukup lama berendam dan merenung Zein pada akhirnya mulai membersihkan tubuh setelahnya ia berjalan keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang. Begitu masuk Zein langsung mengarahkan kaki menuju nakas saat terus saja mendengar dering notifikasi dari ponselnya. Zein mengernyit bingung, tanpa kata ia segera meraih ponselnya dan mulai menghidupkannya. Begitu tau jika sebuah pesan masuk dari Emerald masuk senyum tipis terbit di bibir Zein. Ia tanpa ragu segera membuka pesan tersebut.

Share location sekarang!

Zein mengernyit bingung mendengar pesan dari Emerald, tanpa ragu Zein segera melakukan apa yang di pinta wanita itu.

Kenapa?

Zein mengirimkan pesan itu, cukup satu detik bagi Emerald untuk membaca pesannya namun herannya wanita itu malah sama sekali tidak membalas. Zein yang sudah cukup lama berdiri diam sambil menatap layar ponsel menghela napas ketika sadar jika Emerald sama sekali tidak membalas pesannya.

Zein terlalu berharap.

Zein menghembuskan napas berat sebelum akhirnya berjalan memasuki walk in closet untuk menggunakan pakaian.

"Zein! Where' are you?!" Panggilan yang cukup keras dari ibunya membuat Zein menghela napas. Ia segera keluar dari dalam walk in closet tempat biasanya bagi Zein menyembunyikan diri dari teriakan centil ibunya.

Begitu Zein keluar dari dalam sana Keyra segera mendekati anaknya sambil membawa segelas susu hangat di tangannya.

"Mama bikin susu ini buat kamu, ayo di minum."

"Ma ...." Zein mendesah berat, menatap ibunya dengan tatapan memelas. Sudah berapa kali ia katakan jika dia menyukai minuman itu.

"Aku sudah besar, okey? Aku tidak perlu susu lagi."

"Kenapa sih kamu begini sama Mama? Kayak nggak ngehargai buatan mama banget gitu loh ... Bagi mama kamu itu masih jadi anak kecil mama, minum ya sayang?"

Zein memutar bola mata, begini 'kan jadinya jika harus berhadapan dengan ibunya.

Keyra mendudukan diri di tepi ranjang, meletakkan gelas berisi susu itu di atas pangkuan sambil menepuk-nepuk ranjang yang ada di sebelahnya.

"Sini-sini duduk dulu samping Mama." Zein tak menjawab, tapi pria itu tetap melangkah dan melakukan apa yang di inginkan oleh ibunya, yaitu duduk di sebelah Keyra.

"Minum dulu." Keyra menyerahkan gelas tersebut di hadapan Zein. Zein menghela napas berat sambil menggeleng menolak perkataan ibunya.

"Yah ... Kamu nggak suka buatan Mama ya?" Keyra mengerucutkan bibir mendengar hal itu.

"Aku tidak menyukai susu. Kenapa tiba-tiba membuat susu seperti ini?" Zein menatap ibunya dengan tatapan curiga.

Keyra tertawa kecil mendengar perkataan putranya, sepertinya dia tau jika Zein mengetahui jika saat ini dia sedang memiliki maksud apa-apa.

Godaan Gadis Liar 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang