Kediaman Keluarga Besar Lee
"SEJAK AWAL IBU SUDA TIDAK MENYUKAI ISTRI TIDAK BERGUNAMU ITU LEE HEESEUNG." pekik amara sang ibu memenuhi ruangan.
"Suda tiga tahun kalian menikah, tapi sampai sekarang dia belum juga hamil, kau pikir garis keturunan dara biru kita dapat kau anggap sepele begitu saja HAH.!"
"Keluarga Besar kita menginginkan seorang keturunan dan penerus, kau adalah anak satu-satunya keluarga ini yang di harapkan bisa melanjutkan silsilah keturunan, jika bukan dari darahmu terus kau pikir dari dara siapa lagi."
"Pokoknya Ibu tidak mau tau, jika kau tidak ingin menceraikan istrimu itu, maka kau harus menerima pernikahanmu yang kedua Titik, ibu tidak menerima bantahan." finis amara Sang ibu di akhiri dengan kepergian yang meninggalkan sang putra yang terduduk Lemah di kursinya.
"Suda pulang.?" tanya seseorang yang datang membawa nampang berisikan segelas air hangat.
"Hoon-aa." Lirih Sang suami yang menatap nanar senyum sang istri.
"Kau pasti sangat lelah kan, ini aku buatin ramuan yang bisa bikin stamina kamu kembali." canda sang istri terlihat tidak berpengaruh pada tatapan sayu sang dominan.
"Aku minta pelukan, apa boleh." Tanya Heeseung merentangkan ke dua lengannya.
"Tentu saja boleh." ujar sang istri yang dengan senang hati mendekat tubu hangat sang suami. "Aku baik-baik saja, jangan khawatir." lanjutnya masi dalam dekapan suaminya.
"Kau mendengar semuanya.?" tanya Heeseung melonggarkan pelukannya guna untuk menatap wajah cantik sang istri dari dekat.
'Bukan hanya sekedar mendengar kak, tapi lebih dari semua itu, selama dua tahun terakhir ini ibu selalu memaki ku di saat kakak sedang berada di luar kota, bukan hanya makian tapi juga omongan yang mengancam ku agar aku mau meminta cerai dari kakak, tapi aku tidak selemah itu, aku masi kuat selama kak Heeseung tetap berada sisiku, itu semua dapat aku terima dengan hati yang kuat.'
"Hm, tapi itu bukan apa-apa kok, omongan ibu tidak akan bisa membuat Sunghoon kalah, karena yang aku pertahankan di sini adalah putranya, putranya yang begitu baik dan sangat tampan hehehe." senyum manis Sunghoon berusaha dia kuat kuatkan, agar suaminya itu tidak larut dalam perasaan bersalahnya.
"Boleh nyium ngga.?" ijin Heeseung sedikit menatap bibir sang istri.
"Ngga boleh." tolak Sunghoon membuat raut kecewa di wajah Heeseung. "Kecuali kau menggendongku kemar." lanjutnya menawarkan hal lebih pada sang suami.
"Terimakasih sayang." ujar Heeseung dengan ringan menggendong tubu ringkih sang istri naik kelantai dua kamar mereka.
Hay Yhoo reader setia author, book baru lagi ni, gimana menurut kalian pembukaan nya bagus ngga, kalau bagus di vote dong kalau tidak yah terpaksa author Unpublic lagi hehe
Tes ombat dulu yah sampau chapter 3 kalau votenya bagus, yah di lanjut, kalau tidak yah selamat tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband (HeeHoon) Tamat
RandomSuda tiga tahun usia pernikahan namun kedua pasangan HeeHoon belum juga di karuniai seorang anak, Sunghoon sebagai istri sah harus merelakan sang suami untuk menikah lagi dengan seorang dari keluarga terpandang pilihan orang tua.