Suda tiga tahun usia pernikahan namun kedua pasangan HeeHoon belum juga di karuniai seorang anak, Sunghoon sebagai istri sah harus merelakan sang suami untuk menikah lagi dengan seorang dari keluarga terpandang pilihan orang tua.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Sunghoon dan Jay tengah mengadakan Diner kecil-kecilan di jam 2 pagi, memang terkesan sedikit aneh, namun hal itu merupakan hal yang suda biasa bagi Jay dalam menuruti keinginan aneh dari sang istri di tengah-tengah kehamilannya.
Contohnya saat ini, Sunghoon yang tiba-tiba membangunkan Jay dengan alasan ingin menonton Film romantic dengan cemilan kesukaannya.
"Apa semuanya suda cukup, apa kau masi ingin kakak masakin cemilan lain.?" tanya Jay sembari sibuk meletakkan makanan yang dia buat di hadapan istri manjanya.
"Kurasa suda cukup ayang, duduk cini aku mau peluk." manja sunghoon merentangkan kedua lengannya ke arah Jay, yang hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari sang istri.
"Ugmm, Makasih yah suda mau menuruti kemauan ku yang random ini, padahal Kakak capek habis melakukan perjalan dinas kemarin, maafin Sunghoon yah sayang." tambah si cantik saat menerima pelukan dari sang suami.
"Tidak apa-apa, kakak akan melakukan apapun untukmu selama itu bisa membuat istri manjaku yang cantik ini bahagia." Tulus Jay menatap sayu netra bening Sunghoon.
"Sekali lagi terimakasih yah ayang, karena suda mau hadir di dalam hidupku untuk menggantikan dirinya, aku tidak bisa membayangkan apa jadinya aku tampa adanya dirimu di sisiku, meski awalnya perasaan ini sulit menerimamu, tapi lambat laun perasaan ini tumbuh seiring perlakukan manismu dalam memanjakan semua keinginanku, maaf yah karena dulu aku terlambat menyadari perasaanmu. " lirih Sunghoon mengusap lembut kedua pipi Jay yang mendadak menunjukkan ekspresi murungnya di saat kalimat itu di ucapkan oleh Sunghoon padanya.
Kesadaran akan kesalahannya terhadap Sunghoon kala itu seakan-akan menamparnya begitu keras, tampa ampun isi pikirannya bersorak tak henti-hentinya meneriaki perlakuan bejat nya di belakang Sunghoon selama ini.
"Hoon-aa." lirih Jay menggenggam lembut jemari lentik sang istri.
"Hm...?"
"Setelah bayi kita lahir, maukah kau ikut bersamaku pergi menjauh dari negara ini, Sejauh mungkin dan tidak usah kembali lagi, hiduplah denganku tampa adanya orang lain selain kau, aku dan bayi kita, apa kau mau hoon-aa?." harap Jay meminta dengan sangat tulus.
