Horror Story

1.9K 184 37
                                    

"Gede doang, takut setan!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lu tau kan? Lukisan noni Belanda di gedung fakultas humaniora?" Bian matanya udah nyipit diserem-seremin.

"Yang diujung koridor?" Yunan nyahutin sambil makan bala-bala.

"Iya yang itu. Katanya, kalo malem noni belandanya suka jalan-jalan!" Bian bisik-bisik di meja mereka berlima di kantin.

"Nggak percaya gue!" Si Kamal cuek aja. Soalnya udah dibekelin ayat kursi sama babehnya kalau ketemu yang begituan.

"Dih! Nih ya, kemaren si Galih sama Darren kan ke kelas, jam tangan si Darren ketinggalan tuh. Nah mereka niat ngambil malem soalnya jamnya mahal. Lu tau nggak? Mereka ketemu Noni Belanda di lukisan lagi duduk di dalem!!! Mana katanya nanyain, 'lagi nyari apa?'. Anjiiing serem cuk!"

Satya mukanya percaya nggak percaya.

"Boong kali ah! Mana mungkin gitu."

"Dih! Beneran anjir! Mereka berdua ngefoto lukisannya kan, nah Noni di lukisannya nggak ada anjir!" Bian makin menggebu-gebu.

"Gue sih nggak percaya, bisa aja editan." Satya masih aja nyangkal.

"Ngeyel banget sih lu! Kalo nggak percaya kita berlima ke gedung fakultas humaniora! Berani nggak?!!"

Mereka berlima saling liat-liatan.

"Deal! Malem ini kita kesana ya?" Yunan langsung setuju. Si Tio ogah-ogahan tapi kalau cuma Yunan sama Bian nanti dua orang bego itu bertingkah.

"Gue ikut aja dah gimananya."

"Yaudah iya, daripada si Bian kesurupan nanti kagak ada yang bisa ngeluarin lagi. Yakali kalian bacain doa bapa kami!" Si Kamal jadi ngikut soalnya nggak mungkin nyuruh mereka bacain ayat kursi 🥲

"Sat? Lu ngikut nggak?" Yunan nanyain Satya yang dari tadi diem aja.

"Terserah aja gue mah."

"Oke deal!! Jam 10 kumpul di depan asrama."

--------------

"Sat? Jangan kenceng-kenceng, tangan gue sakit."

Yunan ngeringis. Tangannya di genggem kenceng banget sama Satya.

"Sorry."

Mereka berlima udah masuk ke gedung fakultas humaniora. Mulai jalan masuk ke dalem yang udah gelap. Mereka nyalain flash hp masing-masing.

"Lukisannya masih di ujung koridor lantai 3 kan ya?" Bian ngebisik di kuping Tio.

"Iya naik lagi satu lantai." Tio di antara Kamal sama Bian.

"Kalo sampe kesini percuma, lu gue gibeng ya?" Kamal ngasih anceman ke Bian.

"Gue gibeng balik lah!" Mereka malah saling ancem. Sedangkan di belakang mereka ada Satya yang nempelin Yunan sampe nggak ada jarak.

"Sat? Tangan lu keringetan."

"Hah? Oh gerah ini mah." Satya lagi ngeles aja sebenernya. Yunan nahan ketawa.

Be(d)stfriend (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang