Jealousy

412 53 6
                                    

I might be okay, but I'm not fine at all

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I might be okay, but I'm not fine at all.

🍂

Aran membuka matanya saat merasakan sinar matahari yang masuk melalui sela-sela jendela. Ia sedikit merasa pegal pada lengan kirinya, namun ia tersenyum manis saat mengetahui penyebabnya.

Di sana, Fiony, istrinya. Masih betah tertidur di dalam pelukannya. Aran menikmati momen ini, terbangun dengan disuguhkan wajah cantik sang istri.

Fiony tampak sangat menyenangkan jika tenang seperti ini. Biasanya Aran selalu menemukan Fiony yang kesal, jutek, galak, dan sifat-sifat tidak menyenangkan lainnya jika sedang bersamanya.

Namun saat tertidur Aran dapat leluasa memandangi wajah cantiknya. Sangat sempurna.

Biip Biip Biip Biip~

Mendengar alarm Fiony berbunyi, Aran segera memejamkan matanya kembali. Ia memilih berpura-pura tidur untuk mengetahui reaksi Fiony.

Tidak lama kemudian Aran merasakan gerakan dari sampingnya. Sepertinya Fiony mulai terjaga.

Fiony membuka matanya, ia sedikit terkejut dengan keberadaa Aran. Masih belum terbiasa bangun dengan seseorang di sampingnya. Fiony memilih untuk mematikan alarm dari ponselnya terlebih dahulu sebelum kembali memandangi wajah Aran.

Ia tersenyum menyadari bahwa suaminya itu sangat tampan. Dengan reflek Fiony mengelus pipi Aran lembut.

Hal yang membuat Aran langsung membuka matanya lebar-lebar. Ia sempat melihat senyuman Fiony sekilas sebelum wanita itu kembali menurunkan senyumannya.

Fiony yang merasa ketahuan memandangi Aran diam-diam memilih untuk segera menjauhkan tubuhnya. Namun, Aran menahan pergerakkan istrinya itu. Menarik kembali Fiony untuk mendekat dan memeluknya dari belakang.

"Kenapa kabur?" tanya Aran sambil menikmati wangi dari rambut Fiony.

Fiony mematung merasakan gelenyar aneh dari tubuhnya, "G-gue ng..nggak kabur kok! Emang mau bangun aja, udah terang."

Aran mengangguk mengiyakan dan memilih untuk menikmati posisi mereka.

"Lepas, Ran. Gue mau bangun."

"Biarin gini dulu sebentar aja, aku kangen banget sama kamu."

"Ngga bisa! Gue mau pergi banyak urusan yang harus gue selesaikan hari ini."

"Bentar aja, sayang."

Fiony memutar kedua bola matanya malas, jika ia keras kepala maka Aran memiliki sifat memaksa. Menyebalkan.

Merasa tidak lagi ada penolakkan dari Fiony, Aran tersenyum sambil lebih mengeratkan lagi pelukannya.

***

Destiny (Fiony-Aran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang