Healing

329 42 5
                                    

Let it hurt and then let it go

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Let it hurt and then let it go.

🍂

Fiony membuka kedua matanya saat merasakan cahaya matahari mengganggu matanya. Ia mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya menyadari sebuah lengan yang melingkar erat pada perutnya.

"AAAAAAA MAMIH!!!" teriak Fiony dengan kencang sampai membuat seseorang yang berada di sampingnya itu terbangun seketika.

"HAH?! ADA APA? LO KENAPA?!!" tanya Aran dengan pandangan panik sambil melihat kesekeliling.

Tak ada yang aneh, kecuali Fiony yang sibuk memeluk dirinya sendiri sambil menjauh dari tempat tidur.

"Lo kedinginan lagi?" tanya Aran dengan pandangan khawatir, ia hendak berjalan mendekat pada Fiony namun diurungkan ketika melihat Fiony mengangkat tangan.

"Stop!" Fiony menghentikan niat Aran, "Ngga usah deketin gue!!!"

"Hah?" Aran yang memang masih setengah sadar hanya dapat memasang wajah bingung, "Kenapa? Ada apa?"

"Lo!! Cari kesempatan dalam kesempitan ya?!" tuduh Fiony menatap tajam Aran, tangannya masih menyilang di depan tubuhnya guna menutupi bagian dadanya yang sebenarnya masih tertutup rapat oleh piyama yang ia kenakan.

Aran pun berusaha mengerti perkataan Fiony ditengah rasa pusing yang melandanya akibat terbangun tiba-tiba, "Hm– lo udah ngga kedinginan?"

Ingatan Fiony perlahan-lahan akhirnya kembali, ia mengingat saat keduanya kehujanan, kemudian tubuhnya yang masih belum stabil mendadak merasa kedinginan sampai menggigil, ingatannya berlanjut sampai ketika Aran merawat dan menjaganya semalaman sampai rela tidur dengan bertelanjang dada untuk menghangatkan tubuhnya.

"Tidur ya, gue ngga akan macem-macemin lo kok,"

Fiony seketika bernafas lega saat mengingat kalimat yang keluar dari mulut Aran. Detik berikutnya perasaan bersalah sekaligus tak enak menyerangnya.

"Eum— maaf ya, gue pasti ngerepotin banget semalam," ujar Fiony sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Aran yang masih mengantuk hanya merespon perkataan Fiony dengan acungan jempol saja, laki-laki itu pun kembali memberingkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan kedua matanya.

"Gue ngantuk, lo kalo mau sarapan tadi gue udah sempet bikin nasi goreng. Makan aja ya," ujar Aran.

"Makasih ya, tapi kayaknya gue mau pulang aja deh. Ada urusan kantor yang harus gue selesaiin hari ini," balas Fiony  beralasan.

Destiny (Fiony-Aran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang