Prolog

1K 47 1
                                    

Terkadang menerima sesuatu yang tidak diinginkan itu, tidak buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang menerima sesuatu yang tidak diinginkan itu, tidak buruk.

🍂

"Kalian berdua akan menikah bulan depan, tidak ada penolakkan."

Satu kalimat yang berhasil membuat kehidupan Fiony yang semula menyenangkan itu mendadak menjadi gelap seketika. Perkataan dari sang Ayah membuat tubuhnya menegang tidak terima.

"Maksud papi apa?!"

Pria paruh baya yang masih tampak gagah dan menawan di usianya yang sudah menginjak 48 tahun itu memandang putri keduanya dengan pandangan acuh.

"Kurang jelas? Bulan depan kamu menikah dengan laki-laki yang Papi pilihkan, yaitu Aran," jelas Jonathan Russel.

"Kurang jelas? Bulan depan kamu menikah dengan laki-laki yang Papi pilihkan, yaitu Aran," jelas Jonathan Russel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiony Zendaya Russel, masih menatap kedua orang tuanya dengan pandangan tak percaya. Gadis cantik yang sukses berkarir sebagai model di usia 24 tahun itu berdiri dari tempat duduknya bersiap untuk memberikan kalimat panjang penolakan terhadap apa yang dikatakan dengan enteng oleh papinya.

"Papi ngga salah? Mau nikahin aku sama cowok ini? Aku aja ngga kenal dia siapa!''

"Tinggal kenalan," sahut Jonathan dengan gampangnya.

Fiony berdecak tak habis pikir dengan jalan pikiran Papinya yang senang sekali membuat dirinya naik pitam, "Pokoknya aku ngga mau!"

"Fiony," tegur sang Mami, Kiara Nathania Putri Dharmawan dengan tatapan menusuk tajam pada putri keduanya itu.

Fiony yang ditatap seperti itu lantas kembali mendudukkan dirinya, menghembuskan nafas kasar dengan keputusan sepihak keluarganya di acara makan malam hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiony yang ditatap seperti itu lantas kembali mendudukkan dirinya, menghembuskan nafas kasar dengan keputusan sepihak keluarganya di acara makan malam hari ini.

"Lo!" Fiony menunjuk laki-laki yang bernama Aran itu dengan pandangan menelisik, "Lo pasti nolak perjodohan ini, 'kan? Ayo bantu gue ngomong biar perjodohan ini batal!"

Zafran Adrian Stevano, laki-laki berusia 25 tahun itu menatap Fiony dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Nak Fio,'' Jingga Gayatri Hermawan, Ibunda dari Aran menatap Fiony dengan pandangan lembut bercampur maklum, "Perjodohan ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi keluarga Stevano dan Russel yang sudah terjalin sejak dulu, mendiang Kakek dan Nenek kalian sudah menjodohkan kalian sejak dulu, jadi Bunda harap kamu bisa terima takdir kamu ini ya,"

"Nak Fio,'' Jingga Gayatri Hermawan, Ibunda dari Aran menatap Fiony dengan pandangan lembut bercampur maklum, "Perjodohan ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi keluarga Stevano dan Russel yang sudah terjalin sejak dulu, mendiang Kakek da...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar apa kata Bunda Jingga, Fi," sahut pria yang duduk di samping Jingga, Julian Rahardian Stevano, "Aran anak Ayah ini sangat bertanggungjawab, dia juga calon pemimpin perusahaan Stevano Group, Ayah jamin kamu akan bahagia sama Aran,"

"Benar apa kata Bunda Jingga, Fi," sahut pria yang duduk di samping Jingga, Julian Rahardian Stevano, "Aran anak Ayah ini sangat bertanggungjawab, dia juga calon pemimpin perusahaan Stevano Group, Ayah jamin kamu akan bahagia sama Aran,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiony menghembuskan nafas kasar, "Maaf om tante, bukan maksud Fio nolak anak om sama tante, tapi-- Fiony ngga ada perasaan apapun sama anak om sama tante, jadi jawaban aku tetap sama. Aku nolak perjodohan ini, anak om sama tante juga pasti nolak kok dia cuma ngga berani bilang langsung aja."

Fiony memberikan kode pada Aran untuk membantunya bicara namun laki-laki itu hanya memandangnya dengan pandangan datar, "Iya, kan? Lo pasti ngga mau dijodohin sama gue. Eum-- om, tante, papi, mami suatu hal yang dipaksakan itu ujungnya ngga akan baik. Fiony ngga cinta sama Aran dan sampai kapanpun ngga akan cinta sama Aran, jadi Fiony mohon batalin niat kalian buat jodohin kita ya.."

"Sayang cinta itu datang karena terbiasa, cepat atau lambat kamu sama Aran pasti bisa saling mencintai. Pilihan orang tua itu ngga akan pernah salah, jadi nurut ya buat kali ini aja?" ujar Kiara dengan lembut.

"Mami ngga boleh maksa, Aran juga nolak perjodohan ini kok. Iya, 'kan? Lo nolak, 'kan?!" cecar Fiony menatap pada mata Aran menyuruh laki-laki itu yang sejak tadi hanya diam untuk ikut berbicara.

"Aku terima perjodohan ini, om," sahut Aran seraya mengeluarkan seringaian kecil pada Fiony.

Fiony yang mendengar itu memelototkan matanya tak percaya dengan apa yang didengar, "LO GILA?!!"

"Oke, karena Aran setuju dan kita semua juga setuju, pernikahan akan tetap diadakan bulan depan." putus Jonathan final.

"Welcome to the hell, Fiony."

Destiny (Fiony-Aran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang