What If?

230 33 1
                                    

Because It's you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Because It's you.

💍

Aran terbangun saat mendengar alarm dari ponsel Fiony. Alarm kebakaran yang sudah biasa ia dengar selama tidur bersama Fiony itu selalu berhasil membangunkannya. Sedangkan, si pemilik alarm tampak masih asik tertidur tanpa terganggu.

Dengan gerakan perlahan, Aran mulai mengambil ponsel Fiony dan mematikan alarm tersebut.

08.00 AM.

Aran menatap lekat-lekat wajah Fiony yang tertidur. Senyumnya mengembang saat mengingat kejadian semalam. Di mana akhirnya ia berhasil kembali menaklukan Fiony hingga wanita itu melupakan kesalahannya.

Tangannya dengan reflek mengusap lembut puncak kepala Fiony. Mengecup singkat kening wanita itu.

Fiony sedikit terusik dengan apa yang dilakukan Aran. Terlebih ketika merasakan elusan lembut pada punggungnya yang mulai turun ke bawah.

"Hm.. Ran!" ujar Fiony dengan terganggu.

Aran terkekeh dan dengan sengaja malah semakin melancarkan aksinya di tubuh polos Fiony.

"Bangun," ujar Aran.

Fiony berusaha menjauhkan tangan Aran dari tubuhnya, "Ish masih ngantuk, Ran."

"Mandi dulu sayang. Bersih-bersih," ingat Aran.

"Nanti," jawab Fiony.

"Ya udah," balas Aran.

Fiony tidak lagi mempedulikan Aran. Matanya saat ini sangat berat dan susah untuk dibuka. Hingga sentuhan tiba-tiba di bawah sana membuat Fiony lantas berjengit kaget dan reflek membuka matanya lebar-lebar.

"ARAN!"

Aran tertawa dengan wajah tanpa dosanya, "Udah melek, 'kan?"

"Nggak lucu tau!" omel Fiony merubah posisinya menjadi duduk sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Padahal semalam biasa-biasa aja tuh aku grepe-grepe, kenapa sekarang malah marah?" tanya Aran yang sukses mendapat timpukan bantal dari sang istri.

"Kamu makin ke sini mulutnya makin ngeselin ya!" Fiony menatap sebal Aran yang selalu frontal saat membahas mereka, "Perlu aku cekokin cabe rawit kayaknya."

"Cekokin bibir kamu aja sayang, aku bakal langsung diem kok," balas Aran.

Fiony mendengus. Meladeni Aran memang hanya akan membuat dirinya semakin kesal, "Setelah apa yang kamu lakuin semalam? Jangan harap aku mau!"

Destiny (Fiony-Aran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang