Truth or Dare

277 35 2
                                    

Your lips, my lips, apocalypse

🍂

🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞

Mengikuti arahan dari Oniel yang menyuruh mereka untuk duduk berdampingan dengan pasangan masing-masing membuat Fiony terpaksa harus berdekatan dengan Aran. Wanita itu masih sangat kesal karena Aran tidak membantunya untuk keluar dari
permainan konyol ini.

"Kenapa lo ngga bantuin gue?" bisik Fiony sambil menatap Aran dengan kesal.

"Kenapa gue harus bantuin lo?" Aran
membalas tatapan Fiony dengan datar.

Pria itu tampak masih kesal dengan Fiony, namun sayangnya Fiony tidak mengerti apa yang membuat suaminya itu kesal. Kejadian tersebut tidak luput dari perhatian Chika yang sejak tadi memperhatikan keduanya. Posisi duduk yang bersebrangan membuat Chika sangat leluasa melihat Aran dan Fiony.

"Oke, jadi caranya tuh gue bakal puter botol plastik ini, nah orang yang behasil kena tunjuk boleh memilih gulungan kertas di dalam botol tersebut yang berisi Truth atau Dare." Oniel mulai menjelaskan permainannya, "Dan sesuai request dari Ashel yang udah kita sama-sama sepakati, ToD kali ini memiliki tema dewasa dengan catatan jika mendapatkan Dare maka
tantangan tersebut akan dilakukan bersama pasangan masing-masing."

"Paham ya?" lanjut Oniel seraya melihat satu persatu wajah teman-temannya.

Melihat beberapa teman-temannya
mengangguk dan sisanya hanya diam tanpa protes Oniel pun segera memulai permainan.

“Oh iya gue juga nambahin sedikit mainan biar makin seru, jadi di antara gulungan kertas ini ada 2 kertas yang berisi Truth dan Dare, siapapun orang yang dapet dia harus lakuin keduanya tanpa terkecuali.” ujar Oniel.

...

...

Indah melirik sebal pada Ashel kemudian menggerakkan tangannya untuk mengambil satu gulungan kertas di dalam botol.

Truth.” Indah memperlihatkan gulungan kertas yang ia dapat.

“Oke, silahkah Eli kasih pertanyaan buat Indah,” ujar Oniel.

Eli pun tampak berpikir sejenak sambil memandangi wajah Indah, “Hmm.. kapan terakhir kali lo berhubungan seks sama Oniel?”

...
...

“AH SIAL!!” rutuk Chika saat membuka kertas gulungan tersebut.

Ashel yang penasaran pun langsung menghampiri Chika sambil mengintip kertas tersebut, “HAHAHA.. Dapet Truth dan Dare dia.”

“Memang Nasib jamet satu ini ngga pernah bagus kalo main game,” sahut Jessi ikut tertawa puas.

“Kasih yang bener-bener menantang Li,” ucap Ashel mengompori.

“Ngga usah kompor, Shel!” sahut Chika menatap Ashel malas.

“Hm.. gue mau lo sama Vito reka adegan waktu ciuman di kamar mandi belakang sekolah.” ujar Eli tersenyum sangat puas.

...
...

Aran dengan malas mengambil satu gulungan kertas dan langsung membukanya, “Truth.”

Chika tersenyum puas, “Oke, siapa orang yang berhasil curi ciuman pertama lo? Dan gue mau tau lo puas atau ngga sama ciuman itu.”

Aran menatap Chika dengan pandangan datar, kemudian dengan acuh ia menjawab, “Fiony. Dan ya gue puas karena ciuman pertama gue,
gue lakuin sama istri sah gue.”

“Yuk lanjut yuk,’’ kini giliran Indah yang menengahi mereka.

Aran pun mengambil botol plastik tersebut kemudian memutarnya dengan asal. Namun tidak disangka-sangka botol yang berputar itu justru berhenti tepat di depan Fiony. Fiony melebarkan kedua matanya terkejut. Jantungnya tiba-tiba saja berdebar kencang, ia
sangat takut mendapatkan pertanyaan yang aneh-aneh seperti yang sudah-sudah. Sambil menghembuskan nafas gusarnya Fiony mengambil satu gulungan kertas tersebut dan
langsung membukanya.

Truth dan Dare,” jawabnya sambil
memejamkan mata sejenak dengan wajah pasrah.

Dare buat kamu. Cium aku.” ujar Aran.

“Gara-gara kamu nih,” ujarnya yang
mengundang ledekan dari teman-temannya yang lain.

“Kamar tamu kosong kok Ran kalo mau lanjutin,” ujar Vito sambil menaik turunkan kedua alisnya.

...
...

Sesampainya di dalam kamar Aldo mengunci pintu dan langsung menarik tangan Ashel untuk duduk di tepi ranjang. Aldo tersenyum menatap wajah cantik sang kekasih, “Kamu mau aku main kasar atau lembut?”

“Gue ngga yakin itu anak bakal selesai dalam waktu 7 menit.” ujar Mirza.

“Ya emang udah pasti ngga,” jawab Vito.

“Terus game-nya gimana?” tanya Oniel.

“Udahan lah, bosen juga gue.” sahut Aran kemudian berdiri untuk menyusul Fiony.

...
...

Eum— aku ralat deh, Fiony suka kamu. Tapi, ada sesuatu yang bikin dia nahan
perasaannya.” ujar Chika.

“Maksudnya?”

“Aku kenal Fiony bukan cuma sehari atau dua hari, aku sering merhatiin dia sejak awal ketemu audisi di salah satu agensi. Dia gadis ceria yang ngga pernah berhenti tersenyum sama orang.” Chika memulai ceritanya sambil menatap Aran.

“Dia kembali di tahun 2021, meskipun orang-orang di luar sana bilang Fiony makin cantik, makin keren, atau apapun itu tapi di mata aku Fiony berubah. Aku merasa kehilangan Fiony yang aku kagumi dulu, makanya aku sempat benci sama dia apalagi pas tau kalo kamu mau nikah sama dia.”

“Cemburu?” tanya Aran menyeringai.

“Dikit,” jawab Chika sambil terkekeh.

“Ngga perlu makasih. Justru aku yang bakal bilang makasih ke kamu kalo berhasil bikin Fiony yang aku kagumi itu balik.”

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Baca selengkapnya melalui trakteer (link di profil)

Terima kasih.

Destiny (Fiony-Aran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang