Cause I did it All for Love

428 51 2
                                    

Why can't you for once, say what you want and say what you feel?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Why can't you for once, say what you want and say what you feel?

🥀

Sinar mentari yang semakin terik hingga menembus gorden jendela kamar Fiony membuat sang empu akhirnya membuka mata.

Hal yang pertama ia rasakan adalah nyeri dan pegal di seluruh tubuh terutama di bagian sensitifnya. Fiony mengumpat dan memaki Aran yang melakukannya secara kasar di saat pria itu tau jika semalam adalah yang pertama untuknya.

Saat ini jam telah menunjukkan pukul 12 siang, namun Fiony masih enggan beranjak dari kasur. Setelah membersihkan diri dengan bantuan Aran ia kembali tidur. Aran juga sempat mengganti sprei dan menurunkan yang kotor sebelum mempersilahkan Fiony untuk tidur.

Pria itu sungguh act of service, Fiony sangat menyukainya. Meski saat ini ia sedang dilanda kegelisahan karena keberadaan Cynthia.

Ceklek~

"Fio, udah bangun? Mami sama Papi boleh masuk?"

Suara dari Kiara membuat Fiony terpaksa untuk mengubah posisinya yang semula rebahan menjadi setengah duduk. Meski sedikit kesusahan karena rasa nyeri di tubuhnya, Fiony tetap berhasil merubah posisinya.

Wanita muda itu memberikan senyuman kecil pada kedua orang tuanya, menandakan bahwa ia mengizinkan Kiara dan Jonathan untuk mengajaknya bicara.

"Kenapa?"

"Kamu berantem lagi sama Ratu?" tanya Jonathan dengan hati-hati.

Fiony menghela nafasnya, "Dia cerita apa?"

"Ngga, Ratu ngga jawab apa-apa. Papih cuma nebak aja," Jonathan langsung menambahkan penjelasannya, "Selama ini Papih perhatiin kalian ngga pernah akur."

"Ya.. papih tau mungkin kamu ngga suka karena ngerasa Ratu itu seharusnya ngga ada, tapi Fio— dia tetap sepupu kamu. Dia anak kandung dari Joshua." lanjut Jonathan.

"Aku sama Ratu ngga ada masalah apa-apa, kita lagi ngobrol berdua terus aku kepleset, Ratu mau nolongin tapi dia malah ikut kejebur." ujar Fiony pada akhirnya memilih untuk berbohong.

Kiara menatap anaknya itu dengan pandangan yang sulit diartikan, "Ya udah lah, sayang. Stop bahas Ratu. Kamu mending lanjut temenin Papa main golf di taman belakang, aku mau ngobrol berdua sama Fio."

Jonathan sedikit tidak terima karena merasa diusir, namun saat melihat wajah lelah Fiony akhirnya pria itu mengangguk, "Cepet sembuh ya sayang, maaf kalau kesannya papih terlalu maksa kamu buat dekat sama Ratu."

Destiny (Fiony-Aran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang