Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You made me hate that city.
***
Setelah kejadian di Surabaya semuanya kembali ke rutinitas masing-masing. Bahkan, Fiony membatalkan janjinya untuk pergi mengunjungi tempat Kiara.
Wanita itu memilih untuk menyibukkan diri di kantor sampai satu notifikasi chat dari orang yang tidak pernah Fiony tunggu kehadirannya itu kembali muncul.
Kakek
|Don't you miss me? Cucuku? |Malam ini kenalkan kakek pada suamimu yang kaya itu
Fiony menelungkupkan wajahnya pada lipatan kedua tangannya, bayang-bayang kejadian masa lalu membuat Fiony rasanya ingin lari.
Ceklek~
"Fiony, lo ngga lupa kan soal pemotretan nanti malam?"
Jesslyn, manager sekaligus sahabatnya itu masuk begitu saja ke dalam ruang kantornya.
"Hm," balas Fiony dengan anggukkan kecil, wanita itu sudah merubah kepalanya menjadi tertidur miring di atas lipatan tangannya.
"Buat yang satu ini please banget lo ngga batalin lagi ya? Pinalty nya gede soalnya, gue tau lo kaya tapi ini bakal berpengaruh sama agensi juga." ujar Jesslyn.
"Iya bawel," balas Fiony.
Jesslyn pun merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil memandang wajah Fiony, ia menyipitkan matanya saat menangkap sesuatu, "Kenapa lagi sih lo?"
"Ngga,"
"Ngga mau cerita?"
"Iya,"
Jesslyn pun hanya mengangguk, "Gue denger soal lo sama Aran yang ribut."
"Dan soal Eli sama Gito." lanjutnya.
Fiony menghela nafasnya, "Gue sama Aran ngga papa dan soal Kak Eli sama Gito gue ngga tau harus apa."
"Gito bakal tanggungjawab," balas Jesslyn.
"Bagus kalau gitu." ujar Fiony.
"Habis dipukulin sama laki lo, baru mau sadar itu si Gito." cerita Jesslyn.
"Hm," Fiony kemudian membelakkan matanya dan langsung menatap Jesslyn meminta penjelasan, "Dipukulin?"
"Yap, semalam di club mereka berdua ribut. Makanya anak-anak bisa tau masalah Eli dan Gito." jelas Jesslyn.
