Jicka menangis pilu di pemakaman atas kepergian paman bibinya Jergan yg disampingnya terus menenangkan Jicka."Udah yah ga baik berlarut dalam kesedihan mending berdoa semoga mereka diterima amal ibadahnya"Ujur Jergan.
Jesi sang mamah Jergan pun ikut menenangkan Jicka dia memeluk Jicka.
"Sayang kamu jangan merasa sendiri dan ga punya siapa siapa mamah papah ayah bunda Jergan Jefri itu semua keluarga kamu jangan pernah sungkan yah"
Jicka melihat semua kearahnya dengan tersenyum Jicka pun menganguk tersenyum.
"Makasih udah mau terima Jicka dikeluarga kalian"lirihnya.
"Ck udah dong Jicka jangan sedih lama lama anggap aja gua Abang lo tenang aja
Lo bakal aman dikeluarga Nichol klo ada gua hehe"Celotehan Jefri membuat Jicka tertawa kecil."Ihk gemes banget"Jefri melihatnya gemes sampai mencubit pipi Jicka Jergan yg melihat pun menatapnya tajam Jefri hanya"✌️" kedua keluarga pun tersenyum menggeleng kepala.
Flashback
Jicka yang sudah selesai sholat dan ingin lanjut mengaji tapi dipanggil oleh Riksa bibi nya.
"JICKA"
"Iya bibi apa"
"SINI"sentaknya Jicka pun langsung membuka mukenanya.
"Bentar"Jawab Jicka membuat bibinya rada kesal.
"CEPETAN DONG LELET BANGET SIH"
"Iya bi kenapa"datang jinya bertanya
"Nih pake ikut kita cepet"berinya baju Kurang bahan pada Jicka sambil dilempar.
"Mau kenapa bi aku ga mau pake baju kaya gini ini terlalu terbuka"Tolak Jicka.
"Ga usah banyak tanya cepet"tekannya melotot
"Tapi"
"KAMU GA DENGAR APA YG DIKATA ISTRI SAYA CEPAT GANTI BAJU IKUT KITA"bentak Joko suami Riska Pamannya.
"I-ya paman"
Jicka pun dengan terpaksa mengganti baju dengan itu dengan hati yang tidak enak Jicka pun harus ikut dengan Paman bibinya dia gatau mau dibawa kemana?
Tiba tiba mobil pun berhenti Jicka pun turun ditarik oleh bibinya dia gatau dibawa ketempat apa yang pasti disana bnyak orang yang berjoget bau asap rokok dan pasti nya bau alkohol ya dia tau bau itu karna dia tau paman bibinya suka mabukan.
Jicka pun tak bisa berpikir jernih lagi dia sepertinya ada ditempat haram yaitu club/Bar.
"Bibi untuk apa kita kesini" tanya Jicka membuat bibinya mendecik.
"Gausah banyak tanya ikut aja"sentaknya.
Jicka pun hanya diam dengan perasaan gelisah dalam hati pun dia berdoa Dan tiba tiba ada orang yang baru datang dia seperti orang tua yang ber umur 50an dan dua orang berpakaian itam badan gede seperti bodyguardnya.
"Malam pak Joko lama ga ketemu"ucap sang bapak ini bersalaman sebari melirik pun tersenyum genit aku pun menunduk.
Dia melihat aku dari atas sampai bawah dengan tatapan mesum.
"Gimana"ucap paman melihatku.
"Oke juga masih perawan kan"
"Iya dong sesuai kan"
"Nih bayaran sesuai perjanjian"
Jicka melihat diberinya ampol besar dan percakapan hal itu membuatnya kaget ternyata aku di jual oleh paman bibiku pada orang itu karna aku melihat bibi memerhatikan amplop itu aku pun punya kesempatan untuk kabur dengan mendorong bibi ke depan mereka dan aku lari tapi sialnya aku malah lari kedalam club itu dengan terus lari sambil berdesak dengan orang-orang yang sedang asik berjoget.
"Hei jangan lari"
Teriak orang yg berbadan gede mengejarku aku terus berlari dan sampainya aku di tempat seperti beberapa kamar seperti kamar dan aku melihat ada pintu yang terbuka dan aku pu masuk kedalamnya.
Aku melihat ada seorang laki laki berpakaian jas sedang meminum alkohol
Aku berjalan kearahnya dia pun meliahtaku sambil mengerutkan keningnya karna melihatku ngos-ngosan."Saya mohon tolong saya"ucap ku meminta bantuan memelas menatap sang pria tersebut. Dia menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Merah Diantara kita
General Fiction"Merasa berhutang budi"Gadis tersebut mengangguk. "Temani saya malam ini" "Maksudnya? "Jangan sok polos kau ingin berapa"Ucapnya dingin sambil menahan gejolak di tubuhnya. "Aku bukan perempuan seperti itu"ucapnya ingin pergi tapi ditahan oleh lelaki...