"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin
"nantang dirusak lo?" - Haekal
"lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan
"ck!" - Chandra
"biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan
"lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja
"mau...
between what is finished and what is just beginning
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
────୨ৎ────
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vasya sedari tadi hanya bisa berbaring di kasur, berbalik ke kanan dan kiri. Gadis itu sejak pulang dari kampus hendak istirahat melupakan semuanya, tapi entah pertemuannya dengan Rara, Jenan ataupun masalah ia dengan Haekal yang malah semakin tak bisa diperbaiki, membuat gadis itu sulit untuk beristirahat.
Ingatan Melvin, kala waktu itu ia memberinya masukan untuk menemui Haekal bersama dengan Jenan terlewat di pikirannya.
"Apa iya ya gue bawa Jenan juga?" monolognya
"Ah, gak mungkin mau mesti sih mereka"
Dering telepon gadis itu berbunyi. Nomor tidak dikenal tiba-tiba menghubunginya gadis itu mengernyit.
"Halo" ucapnya
"Halo, selamat sore, apa benar ini dengan Ibu Revasya?"
"Benar kak, saya sendiri. Bagaimana?"
"Begini Bu, saya Winda dari Apartement Summer Life. Saya menemukan paket Ibu masih ada di depan loby sejak dua minggu yang lalu. Jadi tadi saya titipkan ke cleaning service agar mengantarkan ke ruangan. Apakah sudah diterima Bu?"
Vasya menepuk jidatnya, "Ah, iya, saya lupa ambil Kak. Jadi paketnya sekarang sudah ditaruh di sana kak?"
"Kalau dari laporan terakhir, sudah kak"
"Oh begitu ya.....ya sudah kak, terima kasih ya"
"Baik kak, sama-sama. Selamat sore"
Panggilan itu terputus, Vasya bergegas melihat pesanan onlinenya beberapa minggu yang lalu itu. Matanya melotot bukan main, "gue seriusan nih CO beginian?!!!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.