Love Is You | 3

192 14 7
                                    

MADRID, SPANYOL | 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MADRID, SPANYOL | 15.30 PM 

Di dalam sebuah ruangan yang besar itu, seorang pria dengan setelan formal yang dibuat khusus oleh designer ternama, menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya.

Matanya terpejam dengan kepalanya yang bersandar sepenuhnya pada sandaran kursi. Seolah semalam dia tidak bisa tertidur dengan nyenyak, hingga membuatnya harus menggunakan waktu berharganya untuk tertidur selama beberapa waktu di dalam ruang kerjanya itu.

"Tidak bisa tidur?" Sebuah pertanyaan terdengar, mengganggu waktu tidur yang sulit di dapatkan pria itu.

Erangan terdengar dari bibirnya yang menggoda, memijat pelipisnya, mata yang sebelumnya terpejam itu kini terbuka dan memperlihatkan manik mata berwarna abu-abu.

Menegakkan tubuhnya, pria itu menatap tajam pada seseorang yang berani mengganggu waktunya.

"Seingatku aku meminta Ken untuk tidak membiarkan seseorang masuk ke dalam ruanganku." Suara yang terdengar berat itu mengalun dengan indah dan terdengar... sexy?

Memprotes kedatangan seseorang yang tidak diundang, yang kini berdiri di hadapannya dengan meja kerjanya sebagai pembatas.

Seolah tidak pernah mendengar protes serta tatapan tajam pria itu, tamu tak di undang itu menunjukkan sebuah undangan yang terlihat mewah.

"Kau pikir Ken mampu menahanku?" Tanya pria yang masih berdiri itu dengan sombong, meski apa yang dia katakan adalah kebenaran.

Karena hampir tidak ada orang yang mampu menghentikan seorang Lukas Wilde, kecuali Ibunya dan pria yang masih duduk di kursi kebesarannya itu--Alaric Martinez.

"Ibu memintaku untuk mengantarkan undangan padamu." Ujar Lukas seraya melirik undangan mewah yang tadi dia bawa dan kini berakhir di hadapan Alaric.

"Kenapa Bibi mengirimkan undangan?" Tanya Alaric dengan heran, karena tidak biasanya Elia Wilde memberinya undangan, alih-alih mengatakan padanya secara langsung.

Seolah mereka adalah orang asing.

"Ini karena kau menggabaikan ucapan Ibu yang mengajakmu beberapa hari lalu, sialan." Gerutu Lukas, mengingat kembali bagaimana Ibunya memaksanya untuk memberikan undangan secara langsung pada Alaric. 

Karena Ibunya pikir, jika bukan dia, maka pria sialan ini tidak akan datang.

"Karena sikapmu inilah yang membuatku harus menempuh penerbangan jauh, hanya untuk mengantarkan undangan?!" Geurutunya saat tahu bahwa penerbangan yang dia lakukan selama berjam-jam lamanya hanya untuk mengirim undangan.

Entah sudah berapa puluh kali dalam perjalanannya Lukas tidak berhenti menyumpahi Alaric.

"Kau pikir butuh berapa jam terbang dari Las Vegas ke Madrid, bastard!" Lukas semakin kesal saat mendengar kekehan Alaric yang kini membuka undangan tersebut. Seolah dia tidak pernah menempatkan temannya pada kesulitan.

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang