Happy reading and please give me your VOMMENT 🤍
🦋🦋🦋
"Dasar anak kurang ajar. Sudah berapa kali kalian menipuku?!" Pekik seorang wanita paruh baya, tidak peduli bahwa dia masih berada di dalam ruangan yang sering dia gunakan untuk memberikan konsultasi kepada para pasiennya.
Beruntung dia sudah menyelesaikan antrian panjang pasiennya beberapa menit lalu. Jadi dia dengan puas memarahi dan memukul seorang pria yang menatapnya kesal.
Buk!
"Ibu, aku tidak pernah menipumu. Itu dia yang melakukannya, kenapa harus aku yang dipukul?" Gerutu Ken kesal pada Julia seraya menunjuk Alaric yang duduk tanpa rasa bersalah.
Inilah mengapa Ken terkejut saat mengetahui Alaric akan menemui Dokter Julia, karena itu artinya dia akan menerima omelan serta pukulan Ibunya karena tidak memberi kabar mengenai mereka yang kembali ke Las Vegas.
Dan sialnya lagi Alaric selalu lolos dari segala omelan dan pukulan Ibunya, karena itu selalu jatuh pada Ken.
Sialan Alaric Martinez.
"Ibu? Bagus, pukulanku memang paling ampuh membuatmu ingat bahwa aku masih Ibumu." Julia semakin kesal pada putranya itu saat mendengar panggilan yang entah sudah berapa lama tidak dia dengar.
Sebenarnya pukulan Julia lebih ke rasa sayang dan rindu pada Ken, tapi dia tidak bisa mencurahkan perasaannya dengan benar, karena itulah pukulan-pukulan kecil seperti ini akhirnya terjadi.
Dan Ken tahu itu. Dia tahu bahwa di balik pukulan tidak menyakitkan yang dia terima ini ada rasa sayang, khawatir, rindu dan sedikit kekecewaan dari wanita paruh baya yang sudah lama tidak di temui.
Buk!
"Ibu--"
"Astaga Dokter Julia Wilson kekerasan apa yang Anda lakukan di ruangan ini?" Pertanyaan itu menghentikan omelan Ken pada pukulan Ibunya, sekaligus menghentikan gerakan Julia pada Ken.
Semua orang yang ada di ruangan itu menatap seorang pria dengan jas putih khas Dokternya yang berdiri di ambang pintu dan menatap satu persatu dari mereka.
Ekspresinya terlihat sedikit lelah, namun itu tidak menutupi ketampanannya, bahkan beberapa bulu di sekitar dagunya menegaskan bahwa dia pria dewasa yang matang.
"Brother! Help me, sepertinya Julia Wilson sedang mengalami pubertas entah yang keberapa. Lihatlah dia memukul seseorang yang tidak berdosa." Celoteh Ken dan kehadiran Kakaknya--William Wilson menjadi kesempatan baginya untuk lari menjauh dari Julia yang mendengus mendengar bagaimana Ken merubah panggilannya padanya.
Dari Ibu menjadi Julia Wilson.
Sungguh dia benar-benar anak kurang ajar. Sialnya Julia menyayanginya.
William mengabaikan rengekan Ken yang cemberut dan melangkah mendekat ke arah Alaric setelah menutup pintu tersebut.
"Apa kabar Alaric?" Tanya William dengan ramah pada pria yang segera berdiri di hadapannya.
"I'm good as always Will." Jawab Alaric dengan suara beratnya.
Wiliam tersenyum kecil mendengar jawaban pria itu. "Senang melihatmu disini." Ujar William seraya memeluk dan memukul pelan punggung Alaric yang membalas sapaan ramahnya.
"Jadi, apakah kau sama sekali tidak merindukan adikmu sendiri brother?" Tanya Ken yang kini lebih memilih menyandarkan punggungnya pada tembok seraya bersidekap.
"Ibu sudah memberikan perasaan rinduku dengan pukulannya Ken." Balas William yang kini ikut duduk di samping Alaric.
"Ah sial, kenapa kau tidak sekalian mengganti namamu jadi Wilson saja boss?" Gerutu Ken dengan kesal dan menendang pintu ruangan Julia yang hanya dapat menggeleng pasrah.
"Ide bagus." Jawaban tenang Alaric semakin membuat Ken mengernyit kesal.
🖤🖤🖤
Awalnya Lili berencana untuk masuk melalui pintu belakang khusus para pekerja mansion dan pintu itu juga yang biasanya dia gunakan. Sayangnya saat dia baru saja turun dari taksi, Patricia telah berdiri di depan pintu masuk utama mansion dengan angkuh.
Seolah dia telah menunggu kedatangannya dan Lili tahu apa yang terjadi selanjutnya saat dia melihat wanita paruh baya itu melangkah dengan tidak sabar ke arahnya.
Detik berikutnya dia telah menarik rambut lebat Lili, "Bagus, kau sudah mulai berani untuk melawan aturan rumah ini bukan?" Desisnya penuh amarah seraya menyeret Lili dengan masih menarik rambut wanita itu.
Lili tidak terkejut, karena selama perjalanan kembali dia telah memikirkan banyak sekali skenario penyiksaan yang akan dilakukan Patricia padanya. Jika hanya tarikan rambut, Lili sudah merasakannya beratus-ratus kali.
Dia bahkan sudah merasakan tarikan dan pukulan Steve, jadi kekuatan seorang wanita paruh baya seperti Patricia, masih mampu Lili tahan.
Terkadang Lili berpikir untuk menggunduli rambutnya saja agar para Anderson gila itu tidak lagi menarik rambutnya.
Tapi itu pikiran yang konyol. Karena meskipun para Anderson memukulinya, entah apa alasannya mereka selalu berusaha menjaga penampilannya.
"Alaric Martinez kembali." Kalimat itu menghentikan langkah Patricia yang masih menyeretnya, hanya saja kini dia tidak lagi menarik rambut Liliana, tapi mencengkram erat lengan atas wanita itu dan Lili dapat merasakan kuku tajam wanita itu yang menusuk kulitnya.
"Apa?" Tanya Patricia pada seorang pria paruh baya yang duduk dengan tenang di sofa ruang tamu besar itu.
Tatapannya jatuh pada Lili yang masih di cengkram dengan erat oleh istrinya, tatapannya yang tajam dan dingin itu mampu membuat banyak orang lebih memilih untuk mengalihkan pandangan mereka, tapi setiap kali tatapan itu di tujukan pada Liliana, wanita itu tidak langsung menghindari tatapannya, melainkan balas menatapnya selama sepersekian detik, sebelum Lili melakukan hal yang sama seperti kebanyakan orang.
Menunduk untuk memutus tatapan mereka.
Meski mereka beradu tatap hanya beberapa detik, namun dia mampu menangkap kilatan benci pada manik mata hijau wanita itu.
Benar, Lili memang menatap penuh benci padanya. Karena dialah alasan semua penderitaan ini harus Liliana lalui, pria paling berkuasa di dalam Anderson, tapi hanya diam saat melihat kekerasan yang dilakukan oleh anak dan istrinya pada Liliana.
Dia Jack Anderson.
"Sayang, apa yang kau katakan?" Patricia kembali bertanya pada Jack yang mengalihkan tatapannya pada sang istri.
Untuk sesaat Jack tidak menjawab, dan kebisuannya membuat cengkraman Patricia pada lengan Lili semakin mengerat, hingga membuat wanita itu mengernyit. "Alaric Martinez baru saja datang." Jawab Jack akhirnya kembali membuka mulutnya.
"Tapi aku tidak mendengar beritanya."
"Bawahanku baru saja menyampaikannya. Dia akan menghadiri ulang tahun Elia." Balas pria itu dengan sikapnya yang tenang.
Pandangan Jack kembali pada Lili yang masih menunduk. "Jadi, jaga penampilannya agar dia layak untuk dilihat oleh Martinez."
"Ah sial!" Umpat Patricia menggabaikan tata krama seorang wanita anggun yang pantang untuk mengumpat di depan suaminya.
"Kembalilah, persiapkan dirimu dengan baik. Karena setelah bertahun-tahun kau akhirnya berguna." Kalimat itu dikatakan dengan begitu dingin dan tidak berperasaan, seolah seseorang yang tengah dia ajak bicara bukanlah putrinya.
Sebelum Lili memiliki kesempatan untuk menjawab atau bahkan melangkahkan kakinya, kalimat tajam lainnya terlontar dari bibir pria paruh baya itu, "Aku tidak pernah berpikir untuk merawatmu dan Ibumu selama bertahun-tahun ini, tapi aku menahannya dan berpikir bahwa kau adalah seseorang yang akan memberiku keuntungan. Jadi, jangan sia-siakan semua pengorbananku dalam merawatmu dan Ibumu selama bertahun-tahun ini."
"Setidaknya lakukan yang terbaik untuk membalas budi kebaikanku."
TBC | 29 November 2023
Tengkyu buat yang udah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini. Jangan lupa tinggalkan Vote dan komen kalian ❣
Love | Bell's 🤍🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You
RomanceBertahun-tahun hidupnya adalah sebuah penderitaan. Entah sudah berapa kali dia ingin menyerah dan entah sudah berapa ribu kali kata lelah terus terucap di bibir ranumnya yang indah. Sampai saat pria itu tiba-tiba datang dan meminta untuk bertemu den...