Love Is You | 15

194 16 7
                                    

Happy reading and please give me your VOMMENT 🤍

🦋🦋🦋

Liliana berdiri di depan ranjang rumah sakit dimana Ibunya berbaring dengan tenang tidak terganggu oleh berisiknya dunia yang begitu kejam pada putri semata wayangnya. Wanita itu terus menatap wajah Ibunya yang terlihat begitu tirus karena selama bertahun-tahun hanya alat rumah sakit dan obat-obatan yang menjadi penompang hidupnya.

"Delapan tahun, bukan waktu yang sebentar bagiku untuk terus tersiksa dalam neraka ini Bu." Ucap Lili setelah beberapa saat terdiam dan terus menatap Ibunya.

"Delapan tahun, bukankah itu waktu yang cukup bagimu untuk menghukumku?" Tanyanya yang kembali hanya dijawab oleh suara alat rumah sakit yang terdengar sangat membosankan.

"Liliana." Seseorang tiba-tiba datang dan memanggil wanita itu. Membuat Lili menoleh hanya untuk mendapati seorang pria paruh baya dengan jas putihnya yang khas.

"Dokter Tom." Balas Lili dengan sopan.

"Lama tidak berjumpa. Biarkan aku memeriksa Bibimu dulu baru kita bicara." Ujar Tom, dia adalah Dokter yang selama ini merawat Ana. Tom mengeluarkan peralatannya dibantu oleh seorang perawat yang terlihat telah terlatih.

"Baik." Jawab Lili sebelum melangkah keluar dari ruangan Ibunya dan membiarkan Tom dan perawat itu melakukan tugasnya.

Ruangan yang ditempati Ana merupakan kamar VVIP yang ada di rumah sakit ini. Tidak sembarang orang bisa memasuki ruangan Ana karena sebelum mencapai kamar, terdapat pintu kaca yang hanya dapat dibuka oleh mereka yang memiliki kartu akses seperti yang dimiliki oleh Tom yang selama bertahun-tahun ini telah menangani Ana.

Selama beberapa saat Lili hanya diam berdiri di depan ruangan Ana, dia tidak pernah tahu alasan mengapa setiap kali Tom melakukan pemeriksaan, dia tidak boleh berada di dalam ruangan yang sama.

Setelah menunggu dengan tidak sabar, akhirnya pintu terbuka dan menampilkan Tom yang tersenyum ramah dengan tatapan menenangkan menatap Lili yang tengah menatap Ana dari balik bahu sang Dokter sebelum pintu kembali di tutup oleh perawat wanita itu.

"Bagaimana--"

"Ayo kita bicara di ruanganku." Tom dengan cepat memotong apapun yang ingin Lili katakan. Tanpa merasa ragu Lili mengikuti langkah Tom untuk menuju ke ruangannya.

Mereka melewati pintu kaca yang terbuka dengan kartu akses yang dibawa Tom dan melewati meja resepsionis dimana para perawat dan beberapa Dokter yang terlihat bersiap untuk melakukan pengecekan rutin pasien VVIP lainnya.

"Dia adalah keponakan yang sangat baik. Aku tidak pernah percaya bahwa putri yang dibesarkan dengan penuh perhatian memiliki hati sebaik itu." Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh seorang perawat bertubuh mungil seraya terus menatap punggung Lili yang menjauh.

"Benar, alih-alih menjaga Bibinya dia terlihat seperti menjaga Ibunya sendiri." Timpal perawat yang berdiri di sampingnya, menyetujui semua ucapan baik rekan kerjanya terhadap citra baik Liliana Anderson.

Selain Tom, tidak ada seorang pun di gedung rumah sakit yang besar ini tahu bahwa pasien yang berada di ruang VVIP itu adalah Ana White, Ibu kandung Liliana Anderson. Tidak perlu heran mengingat bagaimana pengaruh Jack Anderson di negara ini, menyembunyikan identitas seorang wanita bukanlah hal yang sulit baginya.

"Dokter William, jika saja semua orang kalangan atas sepeti Anda dan Nona Anderson itu, aku akan dengan senang hati merawat mereka yang berada di lantai VVIP ini." Ujar perawat bertubuh mungil itu pada Dokter tampan yang sejak tadi menatap layar komputer untuk melakukan pengecekan rutin pasien VVIP nya.

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang