Senja

5 0 0
                                    

Senja

"Senja tak seindah yang kita kira, kenyataan nya sang senja hanya bisa dikagumi sesaat lalu hilang ditelan gelapnya malam"

Friendzone, siapa yang tidak kenal dengan salah satu frasa terkenal ini. Ya, tempat dimana

orang yang kamu cintai hanya melihat mu sebagai teman.

Tempat dimana kita merasakan ketika si 'dia' tidak pernah menyukaimu seperti yang

diharapkan dan dipikirkan. Dan situasi dimana kita sangat sulit untuk berpura-pura berteman

dengan seseorang yang spesial ketika setiap kali kamu melihat orang itu, yang kamu lihat

hanyalah semua yang kamu inginkan.

Situasi ini juga terjadi di kisah cinta pertamaku. Panggil saja aku Luna, perempuan yang

mencintai teman lelaki yang sedari kecil bersama sampai saat ini. Awalnya aku hanya

memandang nya sebagai teman sampai aku menyadari bahwa aku mencintainya.

Aku tak tau sejak kapan rasa ini muncul, rasa yang melebihi sebelumnya. Rasa yang ingin

memilikimu sebagai kekasih dan keinginan supaya kamu melihatku sebagai perempuan

bukan hanya teman saja.

Tapi seiring berjalannya waktu aku sadar ia hanya menganggap ku sebagai teman yang kini

telah berubah menjadi sahabat. Tapi tetap saja selalu ada rasa yang tidak seharusnya muncul

tiapku bertemu dengannya, dan ada rasa canggung yang kurasa namun aku yakin ia tidak

pernah merasakannya.

Dua belas tahun bukanlah waktu yang singkat dalam pertemanan. Antara aku dan dia teman

masa kecilku, Jean Bagaskara. Si pemilik senyum indah serta tawa nya yang selalu ingin

kudengar setiap saat.

Awalnya aku hanya menganggap nya sebagai teman kecil yang kemana mana selalu bersama,

bermain bersama, bahkan kami pernah tertidur seranjang bersama denganku yang berada

dalam pelukan hangatnya.

Hingga suatu hari di penghujung sekolah dasar aku mulai menyadari perasaan lain yang hadir

setiap ku melihat senyum indahnya. Tidak hanya senyuman nya saja bahkan semua dalam

dirinya memberikan debaran anomali yang tak kukenal setiap kali aku melihatnya.

Memilih untuk memendamnya dan menjadi pengagum rahasia selama bertahun-tahun sudah

cukup menyenangkan bagiku. Apalagi jika nanti ada kesempatan menjadikannya kenyataan

tentu akan menjadi sebuah anugerah untukku.

Seiring berjalannya waktu aku mulai menyadari jika rasa itu adalah rasa yang dialami ketika

seseorang sedang jatuh cinta. Ya, aku menyukainya. Jean Bagaskara teman masa kecil yang

selalu aku anggap teman kini membuatku merasakan hal itu.

Dia memberikan ku tawa dan kehangatan namun kita masih saja teman. Aku mulai terbiasa

dengan perasaan tersebut. Namun ketika ku mendengar bahwa dia menyukai perempuan lain,

ada perasaan aneh yang hadir ketika ku mendengarnya.

***

Saat ini, aku dan Jean sedang memandangi matahari terbenam di balkon kamarnya. Ini adalah

aktivitas rutin kami untuk selalu melihat sang senja di sore hari. Dia sibuk memandangi

coretan berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang