Sandikala Musim Dingin

4 0 0
                                    

Akhir bulan Juni, derik angin, wangi sehabis hujan dan bunga-bunga yang merekah bermandikan rona indah. Di Taman Kota Arnica yang asri nan lestari. Langit senja kala itu naungi diriku yang membuatku jatuh akan pesonanya dan tenggelam dalam pikiranku, "selama ini, apa yang aku inginkan?"

"Rei"

"Rei?"

"Hey! Kau ini kenapa?" Seseorang disebelahku mendorongku dengan bahunya yang membuatku tersadar akan lamunan. "Ah, aku tidak apa-apa." Aku tertegun saat dia mendorongku dengan bahunya.

"Omong-omong langit hari ini cantik sekali bukan? Juga anginnya sangat sejuk" Sambung ucapku tanpa menoleh kearah wajahnya, sibuk mengulik semua keindahan yang tengah hadir di sore ini. Dia menghembuskan nafas, seolah-olah ia tahu akan kebiasaanku dan berkata "Kau sedang memikirkan sesuatu bukan?" "Tidak." Jawabku seadanya. "Kalau tidak, kenapa kau tidak membalas sahutanku? Bahkan aku sudah memanggilmu dua kali, masa kau tidak mendengarnya?"

"Sebenarnya aku ini dengar kalau kau itu memanggilku, tapi sengaja tidakku balas karena aku sedang fokus dengan pemandangan yang indah ini." Aku menjawab dengan mudahnya. "Bagus banget ngelesnya Rei. Ayo Rei, kita pulang. Ini sudah mulai larut, besok sudah mulai sekolah dan jangan terlalu lama memandang langit. Kau sangat terlihat seperti remaja yang galau dan labil." Dia mengatakannya dengan muka yang menyengir, dan mulai berjalan pergi.

"Apa kau bilang!?" Aku langsung berbalik ke arah dia, dan berjalan dibelakangnya mulai meninggalkan taman dengan rasa sedikit malu, karena apa yang dikatakan dia mungkin ada benarnya kalau aku ini remaja yang galau dan labil. Sebab, aku tak tau apa yang harus aku capai dan apa sebenarnya yang aku inginkan.

Dia adalah teman dekatku, Anantari namanya. Kami sudah berteman sejak SMP hingga saat kini yakni menduduki SMA Kelas 11, sungguh tak terasa kami sudah berteman hampir 5 tahun lamanya. Dan namaku Reina Aeris Paradista, biasa di panggil Reina, seorang gadis remaja biasa yang suka akan tantangan, katanya, beberapa orang menyebutnya begitu.

Kami sama-sama memiliki hobi dalam salah satu olahraga, yaitu ski gunung. Ya, benar ski gunung. Kami memang tinggal disebuah negara dimana negara ini beriklim tropis, namun dengan perkembangan kekuatan teknologi yang canggih dan superior membuat hal yang terasa tidak mungkin menjadi mungkin bahkan terwujud. Bukan main, lihatlah kota kami sepenuhnya berwarna putih diselimuti dengan dinginnya salju. Berkat apa? Berkat semua teknologi yang semuanya bahkan tidak aku pahami dan aku pun sebenarnya tidak begitu tertarik dengan dunia perteknologian, namun kota kami seperti dilapisi oleh sebuah kubah transparan yang menjadi sebab mengapa kota kami terdapat salju bahkan suhunya dingin. Aku sempat membaca disebuah laman yang menjelaskan bahwasannya ini adalah sebuah projek besar dari pemerintah. Kota Arnica ini bukanlah sebuah kota metropolis yang dipenuhi oleh gedung tinggi, alat transportasi supercepat atau bahkan layar hologram yang melayang dimana-mana, ini adalah kota yang memiliki banyak bukit-bukit dan berbagai lerengan, dataran tinggi, dan daerah yang luas. Namun zamannya tetap tidak tertinggal, hanya menjaga ketetapan keindahan alam yang ada, itu menjadi salah satu alasan mengapa kota ini dipilih menjadi objek dalam projek yang amat besar. Hal ini menjadi muncul berbagai hal yang baru, salah satunya di bidang olahraga, yaitu ski gunung bersalju yang tentu saja menarik minat banyak orang. Awalnya olahraga ski gunung hanya bisa di mainkan di negara subtropis, kini kami yang tinggal di negara tropis bisa merasakannya, dan itu terjadi padaku.

Aku gemar bermain ski gunung sejak akhir SD kelas 6, awalnya sedikit menakutkan tetapi lama-lama aku terbiasa dan mungkin bisa dibilang lancar seolah-olah ini bakatku, karena aku menyukainya dan rutin melakukan ski gunung, selama waktu luang aku selalu mengisinya dengan bermain ski, awalnya aku diajari oleh kakakku yang juga seorang pemain ski gunung, lebih tepatnya peski alpen dengan nomor pertandingan ski alpen combined. Saat aku masih kecil dan melihat kakakku bermain ski, aku terpana dan ingin melakukannya juga, dari situlah aku mulai mengenal lebih dalam tentang ski gunung.

coretan berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang