Menikmati Masa Muda

7 0 0
                                    

Tuhan bersama dengan anak kelas 12

Aku tahu tuhan selalu bersama umatnya tak peduli dia umur berapa dan kelas berapa.Tapi menurutku kami yang mulai menginjak kelas 12 akan lebih sering berkomunikasi dengan Tuhan dengan tujuan merayu dan memohon agar dimudahkan untuk proses beranjak dewasanya

Libur akhir tahun berakhir,kita mulai memasuki semester baru.Lapangan sekolah mulai kosong saat kepala sekolah memberi arahan untuk bubar setelah upacara hari senin.Aku pun berjalan mengikuti gerombolan teman-teman sekelasku yang sedang bercerita mengenai liburan mereka.

Ada yang liburan bersama keluarga,ada juga yang sendirian pergi ke rumah neneknya,sampai ada yang ke luar negeri seperti Hera,teman sebangku-ku itu memang berasal dari keluarga yang bisa dibilang lebih dari mampu.Tadi pagi ia membagikan oleh-oleh dari Singapura berupa gantungan kunci dan coklat berbentuk Merlion atau ikon negara tersebut.

Kami berkumpul membuat lingkaran untuk berbincang karena belum ada guru masuk.Masing-masing bercerita tentang liburannya dan aku hanya menyimak.Seru sekali liburan mereka,kok bisa ya orang orang pergi ke suatu tempat tanpa memikirkan biaya dan lain-lain.Kebanyakan dari mereka tidak memikirkan biaya karena sudah diatur orang tua nya.Bukannya aku fokus menikmati cerita mereka dan membayangkan keindahan tempat yang mereka kunjungi,aku malah fokus betapa mengerikannya uangku habis untuk liburan seperti itu,huft dasar kaum mendang-mending!

Aku terlahir di keluarga kurang mampu.Ditinggal ayah sejak kecil,ibu yang tak mempunyai latar belakang pendidikan sama sekali,dan mempunyai adik yang masih sekolah 2 tahun di bawahku.Kami tinggal di rumah kuno peninggalan orang tua mendiang ayah,dan untuk pendidikan kami hanya bisa mengandalkan bantuan pemerintah.

Ketika mulai beranjak dewasa aku menggantikan ibu sebagai tulang punggung keluarga, setiap hari bekerja dan tidak ada hari libur bagiku.Bekerja paruh waktu di rumah makan, cafe,toko,dan bekerja untuk tetangga yang membutuhkan bantuan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah.Semua pekerjaan akan aku lakukan demi sesuap nasi dan kebutuhan hidup ku dan keluarga.Penghasilan yang dihasilkan cukup hanya untuk hidup esok,apalagi kebutuhan pokok dan biaya transportasi sedang naik dan kami tidak bisa mengandalkan sepenuhnya bantuan pemerintah.

Bukan tanpa alasan aku sangat ketat dengan pengeluaran uang,karena aku juga yang mencari uang.Merasakan susahnya banting tulang demi menafkahi,walau ibu juga berjualan keliling tapi kami tidak bisa mengandalkan penghasilan dari jualan untuk kebutuhan sehari-hari.Dan uang yang kita dapat hanya cukup untuk membeli kebutuhan pokok,uang saku,dan juga tabungan untuk jaga-jaga.Kami belum se mampu itu untuk pergi liburan.Jadi liburan kami hanya dengan berkumpul dan menghabiskan waktu bersama,kalau kata Sal Priadi mesra-mesraannya kecil-kecilan tapi cintanya besar-besaran.

Liburan kemana,Ra?,Hera bertanya padaku,ia sangat suka mendengar cerita-cerita liburan orang lain,Bahkan ia bergilir menanyai semua orang.

Biasa,bantuin ibu sambil kerja paruh waktu.

Sudah kuduga beberapa temanku yang mendengarnya malah menanggapinya dengan prihatin seolah hidupku sangat sengsara.Padahal walau dalam keadaan ekonomi seperti ini aku biasa saja.Bukan menikmatinya,siapa juga yang mau menikmati kemiskinan? Tapi hanya saja aku bersyukur dengan apa yang kita punya dan tidak membanding-bandingkan nasib kami dengan nasib mereka yang terlihat beruntung.

Dari kecil Cerita yang kutulis mengenai liburan berisi tentang aku yang menghabiskan waktu liburan dengan membantu ibu keliling menjual gorengan,membantu tetangga membersihkan rumahnya,menjual rongsokan,dan juga menjual kreasi aksesoris buatanku sendiri.Dulu saat berada di bangku sekolah dasar ketika aku mencurahkan kegiatan liburanku diselembar kertas esoknya wali kelas memanggilku ke kantor dan mengajakku berbicara,sampai memaksaku untuk jujur kalau sebenarnya aku di eksploitasi oleh ibuku sendiri.Nyatanya aku melakukan itu bukan karena paksaan ibu melainkan kenginan sendiri,keinginanku untuk membantu ibu dan keinginan berjuang demi keluarga.

coretan berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang