06

72 7 0
                                    

Hello, I'm StarGirl 👋
.
.
.
.
.
14.00

Hujan deras membasahi kota Jakarta, semua anak sekolah berteduh di tepi gedung. Namun tidak bagi freya, dia punya belasan pesanan kue yang harus di antar. Jadinya gadis itu meninggalkan tas-nya di dalam kelas.

Berniat menerobos hujan untuk pulang ke rumah.

"Freya, kau mau kemana?"

Gadis itu menoleh, mendapati Dika dah Tiara yang masih melemparkan tatapan tak bersahabat.

"Pulang."

"Kau gila?! Hujan deras begini mau pulang?" Ujar Tiara mengamati freya yang hanya memakai hoodie hitam.

Gadis itu mengedikkan bahu "gak masalah."

Sinting!

Tiara memang sudah menduga kalau anak ini betulan gila, apa susahnya menunggu hujan deras sampai selesai? Mereka hanyalah anak siswa SMP yang tak memiliki banyak kesibukan selain sekolah. Namun sekali lagi, tak ada yang benar-benar memahami freya sebaik dirinya. Memangnya mereka tau apa?

"Kamu bisa ikut di mobil ku frey, menunggulah bersama kami." Bujuk Dika. Namun freya memang tak punya banyak waktu, mereka berbeda dengan freya. Aktivitas gadis itu bukan hanya sekolah dan belajar, dia punya tujuan di luar yang harus di capai.

Lagi pun ketika besok ia sakit, freya tak masalah. Besok kan sudah hari libur.

"Terima kasih kak, tapi gue emang gak punya banyak waktu." Gadis itu pamit, mengedipkan matanya pada Dika dan Tiara, ia pun menaikkan tudung hoodienya dan berlari menerobos hujan yang deras.

Tiara sempat berdecak, menggelengkan kepalanya kagum melihat freya yang mengayuh sepeda pink-nya. Menjauh keluar dari pekarangan sekolah.

Jarak sekolah ke rumah sekitar 8 km. Freya dengan semangat mengayuh, membelah jalan dan masuk ke gang-gang sempit ketika air hujan mulai tergenang banyak dan membanjiri jalan.

Semua orang berteduh, hanya satu dua kendaraan yang menerobos banjir. Freya tanpa pikir panjang membalap sepedanya, membuat percikan kemana-mana mengenai orang-oranh yang berteduh.

Gadis itu menoleh memasang wajah menyesal, ia tak mendengar apa-apa. Suara mereka teredam hujan, Namun ia melihat reaksi orang-orang yang tampak marah menunjuk-nunjuk dirinya.

Hingga gadis itu sampai di rumah besar Nasution, rumahnya tampak sepi. Pak satpam melihat sang nona pun membukakan pagar, mengambil alih sepeda pink freya dan memarkirkannya.

Sedangkan freya melepas hoodie hitamnya, meremas rok serta bajunya lalu masuk ke pintu belakang rumah.

Hanya butuh waktu 20 menit, freya siap dan berganti baju. Baju kaos putih yang dibalut jaket, dan bawahannya memakai rok pendek. Freya pun melapisi tubuhnya dengan jas hujan yang berwarna pink.

Jas hujan itu panjang hingga menutupi paha freya.

Gadis itu pun mengambil sendal jepit yang tertera merek Balenciaga. Oleh-oleh dari Paris ketika sang papa pulang dari perjalanan bisnis. Hadiah itu sudah lama, namun baru freya kenakan karena memang ia hanya selalu memakai sepatu.

Freya pun keluar rumah, menaiki sepedanya dan kembali ke jalan raya. Menuju toko kue tempatnya bekerja.

Di perjalanan, freya ingin mengayuh sepedanya di trotoar, namun beberapa motor juga mobil telah mengepungnya di tengah jalan. Akhirnya gadis itu ikut arus jalan dan sampai ke pemberhentian lampu merah.

"Gila, capek banget kalo hujan-hujan gini." Freya mengeluh, hujan tak sederas tadi.

Biasanya sepulang sekolah gadis itu langsung pergi ke toko kue, namun kali ini ia harus pulang mengganti baju dan mengambil jas hujan. Melelahkan jika terus mengayuh sepeda berkilo-kilo meter.

Transmigrasi FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang