08

60 6 0
                                    


Hello, I'm Star Girl 👋
.
.
.
.
.
Hari merangkai minggu, lalu merangkak ke bulan-bulan berikutnya, Kejadian itu telah lama tertinggal di belakang.
sekarang Revan sudah kelas 6 sejak dua bulan yang lalu. delapan bulan yang lalu freya yang langsung menghukumnya. Gadis itu memastikan jam pulang Revan tepat waktu, tak membiarkan adiknya itu beraktivitas di luar kecuali bersekolah.

Tak satu dua kali Gadis itu nekat keluar sekolah pada jam istirahat kedua hanya untuk mendatangi rumah Nasution dan mendapati revan di dalam kamarnya.

Bahkan freya rutin menghubungi telpon rumah hanya untuk menanyakan kehadiran revan.

Sedangkan di sekolah, Freya, Dika, dan Tiara menjadi sahabat. Mereka berdua pun telah mengetahui bagaimana kehidupan freya selama ini, berniat membantu hingga tak jarang kedua orang itu memerintah sopir mereka hanya untuk mengantar pulang Revan selama hukuman.

Selama berbulan-bulan, hubungan mereka bukan hanya sebuah tim yang akan bertemu jika belajar bersama berlangsung. Dika dan Tiara kerap mendatangi toko kue tempat freya bekerja.

Membantu freya mengantarkan pesanan.

"Astaga kak Dika?! Turunin kue-kue itu sekarang!" Pekik freya terkejut, melihat Dika dan sopir pribadinya memasukkan belasan pesanan kue ke dalam mobil.

"Untuk apa naik sepeda frey? Mobil ini bisa mengantar sekaligus."

Freya menatap datar "turunin." Gadis itu berucap pelan, kembali menurunkan belasan pesanan.

"Freya, ini tuh untuk meng efisiensi waktu!"

"Lo gak usah bantu gue lagi kalo ngerepotin orang lain."

Dika mendesis gemas "kau kerepotan mas jono?"

"Sama sekali tidak tuan,"

Dika memelotokan matanya "see?"

Freya menghela napas, menatap langsung Dika sembari berkacak pinggang "tau, tapi gue mau lo pake tenaga sendiri. Kalo lo capek dan maunya instan ya gak usah bantu gue. Apalagi sampe nyuruh-nyuruh sopir--"

Dika terdiam, semakin membebaskan freya untuk berbicara.

"Bantu gue anter kue bukan tugas dia, tugas sopir lo cuma nganter lo ke sekolah dan kegiatan pembelajaran lainnya. Jadi stop bantu gue kalo cuma ngerepotin
dia." Tandasnya.

"Iya, freya."

Suara tawa Tiara terdengar, gadis itu berdiri di daun pintu dengan celemek dan beberapa krim yang menempel "rasain, tadinya aku bilang apa? Kau memang tak pernah mendengarkan ku Dika."

Dika melirik sinis Tiara, kembali mengalihkan atensinya pada freya yang memasukkan kue ke dalam keranjang depan "aku bantu ya? Kita mengantar kue ini bersama-sama."

Freya mengangkat satu alisnya "Lalu gue boncengin lo? Bikin tambah beban aja."

"Frey!" Dika sontak menggeplak lengan gadis itu yang barusan memutar bola mata malas "gak sopan kamu."

"Biar aku yang bonceng,"

Tiara tersenyum tipis melihat tingkah dua temannya itu, berniat masuk ke dalam toko. Membantu membuat kue yang menjadi rutinitas barunya beberapa bulan ini.

"Freya!" Seseorang memanggil.

Freya yang mengenali suara cempreng itu lantas membalikkan tubuhnya cepat "kai!"

Freya menurunkan standar sepeda, berlari ke arah kai yang masih menggunakan seragam sekolah seraya memegang dua bola gula-gula kapas "lo kemana aja, gila?!" Gadis itu memegang tangan kai, keduanya lompat-lompat dan tertawa bersama.

Transmigrasi FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang