Hello👋
.
.
.
.
Dua minggu kemudian, freya benar-benar memasuki eskul musik. Ia telah mengisi formulir pendaftaran, dan yang lebih menyenangkan lagi, kai pun ikut masuk ke eskul musik.Freya mengambil kelas piano, sedangkan kai kelas biola.
Di ruangan 8 × 5 tersebut, berjejer dua belas piano murid ditambah satu piano milik guru. Setiap tiga hari sekali, freya mengikuti eskul setiap kelas berakhir. Dan akan belajar mandiri setelah eskul.
"Hal pertama yang perlu dikuasai, kalian harus mampu menyingkronkan tangan kanan dan kiri kalian." Bu Sena meletakkan kedua tangannya di atas tuts. Lalu bunyi solmisasi terdengar, dengan dua nada yang berbeda.
Dua belas murid yang memperhatikan langsung mengimplementasikan-nya. Termasuk freya--yang tampak kesusahan "gak sampai bu! Jari kita gak panjang kayak ibu." Keluh salah satu murid yang mendapat sahutan.
Bu Sena tersenyum "justru ibu akan kaget kalau kalian langsung bisa di hari ini juga."
"Latihan terus-menerus! Mau jari kalian bantet atau panjang, itu tergantung dari usaha kalian."
Setelah dua jam lamanya, kelas di istirahatkan. Ruangan serba putih berukuran 8 × 5 tersebut, terdapat satu pintu keluar dan satu pintu penghubung. Maka ketika jam istirahat tiba, murid-murid yang mengikuti kelas musik selain piano tampak keluar beriringan di pintu penghubung.
Puluhan anak violin, pemain selo, dan harpa melewati mereka. Kai melihat freya yang masih duduk di depan piano, sontak menghampirinya dan mengajak ke kantin.
Dua sahabat itu pun berjalan bersama, memasuki kantin di lantai dua. Karena memang ruangan musik berada di lantai dua.
Freya dan kai antri memesan makanan.
"Gimana latihan pianonya?" Celetuk kai, kedua sahabat itu duduk berseberangan setelah meletakkan makanan masing-masing.
Freya terkekeh "susah juga ternyata."
"Kalo latihan terus, pasti bisa. Kuncinya sabar dan konsisten."
Freya mengangguk "lo ambil kelas biola kan? Gimana? Susah juga?"
Kai hanya berdehem, membiarkan suapannya tertelan "susah, biola sangat berbeda dengan gitar. Gak punya fret, jadi harus benar-benar pakai feeling."
Pembahasan alat musik itu berlanjut hingga enam menit ke depan "iya freya, tujuh bulan lagi orkestra kita akan tampil di Korea."
Wajah freya tampak antusias "gue harus bisa jadi yang terbaik! Biar kita bisa pergi sama-sama." Ucap freya mengingat hanya satu orang yang mampu memainkan piano dalam orkestra.
Percakapan di atas tertinggal beberapa bulan yang lalu.
Freya dan kai telah mengikuti eskul musik selama tiga bulan, freya sendiri cukup senang dengan kegiatan barunya. Apapun aktivitas itu selama tidak di dalam rumah, maka freya rela berlama-lama menjalankan nya.
Saat ini di dalam kelas, freya tampak asyik memegang ipadnya yang menerima berbagai email dari Dika dan tiara.
Ternyata mereka berdua satu sekolah di sekolah ternama, sekolah yang akan freya masuki nanti. Di email tertulis Dika menjadi kapten basket, dan juga mengikuti kelas menari bergenre pop, hip hop dan R&B.
Sedangkan tiara mengikuti organisasi PMR, dan juga eskul cheerleader. Freya berani bertaruh, bahwa tiara akan menjadi anggota inti dalam tim cheerleader, mengingat proporsi tubuh gadis itu yang bagus dan juga wajah yang cantik.
Kesal banget sama pacar barunya Dika. She's always playing victim! Tapi sayangnya Aku gak bisa ngelawan frey, karna dia kakak kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Freya
FantasiFreya Ellena mengalami kejadian yang sangat tidak masuk akal. Ketika ia berumur 17 tahun, freya dengan saudara laki-lakinya mengalami kecelakaan yang membuat gadis itu meregang nyawa. Freya pikir itulah akhir dari kisahnya. Namun sebuah keajaiban...