Sehun menatap ketiga temannya dengan pandangan malas, dia baru saja bangun dari tidurnya dan ketiganya sudah berada dikamarnya dan menyeretnya untuk pergi dari rumah masih dalam keadaan Sehun yang memakai piyama dan bahkan belum mencuci mukanya.
"Anjir lah ini kalian ini mau nyulik gue kemana, ini iler gue aja masih ada dipinggir mulut"
"Jijik Se"
"Biarin deh, siapa suruh lu pada maksa-maksa gue buat keluar dari rumah dengan keadaan kayak begini kek ada urusan genting apa sih?"
"Genting banget lah, lebih genting dari urusan taruhan kita yang belum terselesaikan"
Sehun mendengus karena jawaban Suzy yah memang benar dia belum membahas sama sekali masalah taruhan tersebut karena masih menikmati masa pacaran dengan Chanyeol.
Sehun tau kalau dia semakin lama bermain maka akibatnya mungkin akan lebih buruk dari apa yang dia perkirakan tapi Sehun ingin mengambil resiko dia senang sekali saat ini dan tidak ingin ada yang mengganggu kesenangannya dalam masa pacarannya bersama Chanyeol yang mungkin singkat.
"Ini sebenarnya kemana sih?"
"Anjirrrr ini lu nggak liat mau jalan kearah mana?"
Sehun melirik kearah jalan yang dilalui oleh mobil yang kini dikendarai oleh Dyo yang sedari tadi diam dan tak menggubris ketiga temannya yang tengah berdebat.
"Bandara? Mau dibawa kemana gue? Mau diajak liburan? Jadi kalian berubah fikiran dan mau ngasih gue hadiah liburan karena berhasil jadi pacar pertamanya Chakra? Waaaaaah nggak emmmm"
Sehun mendelik kesal karena Seulgi membungkam mulutnya agar diam sedangkan temannya itu membalas delikan matanya dengan tak kalah tajam.
"Ini lebih gawat dari acara pacar pertamanya Chakra, Se!"
"Darurat ini mah bukan gawat lagi"
"Kenapa sih?"
"Jef lagi nungguin lu dibandara"
"APA?"
Sehun menggigit bibirnya dengan begitu cemas sambil sesekali melirik kearah ketiga temannya yang sibuk berbisik dibelakangnya.
Sial sekali! Kenapa Jef tidak memberitahu kalau dia akan pulang?
Lagipula kenapa juga dia pulang? Bukankah seharusnya liburannya itu saat summer?
"Sayang"
Sehun membuka lengannya saat melihat sosok sang pacar yang berlari dan langsung masuk kedalam pelukannya, debaran itu sudah tidak ada!
Sehun meringis saat hatinya tidak tergerak sama sekali, seharusnya dia bahagia karena pacarnya ada usaha untuk bertemu dengannya, seharusnya dia girang karena bisa melepas rasa rindunya tapi kenapa semuanya terasa biasa saja?.
"Pulang kog nggak bilang-bilang sih? Bikin kaget aja"
Sehun akhirnya membalas pelukan erat itu dan membuat Jef tertawa pelan.
"Kamunya marah mulu jadinya kalau dikasih tau entar malah nggak dibolehin buta pulang"
"Marah mulu karena kangen tau"
"Sekarang udah bisa peluk erat kayak gini buat lepas kangen"
"Hahahaha iya"
Hampa, tawanya tidak terasa dan hal itu membuat Sehun merutuk dalam hati, ini salah sekali dan dia harus segera memperbaikinya.
Sehun memainkan ponsel sambil sesekali menyahuti obrolan antara empat orang yang kini tengah asyik makan.
"Sayang kamu nggak makan?"