LIMA BELAS

281 49 18
                                    












Sehun memijat lehernya yang terasa pegal sekali karena sedari tadi dia gunakan untuk menunduk dan menulis tugas diperpustakaan yang membuatnya melupakan makan siangnya.

"Anjirrr perut gue keroncongan gegara tugas yang musingin banget sial lah"

Selama perjalanan menuju kantin Sehun terus menggerutu kecil dengan langkah yang dicepatkan karena takut jika dia akan pingsan ditengah jalan jika tidak cepat mengisi perutnya yang terasa sedikit perih saat ini.

Sesampainya dikantin dia segera memesan batagor dan es jeruk lalu segera mencari tempat duduk dan untungnya dia melihat Seulgi dan Suzy tengah makan juga jadi dirinya tak harus makan sendirian dan menjadi pusat perhatian oleh semua penghuni kantin.

"Ya ampun udah setahun nggak makan lu Se, ampe segitunya?"

Sehun mengabaikan pertanyaan Suzy dan lebih memilih mengunyah makanannya dengan begitu cepat membuat kedua temannya itu menggelengkan kepalanya heran.

"Se jadi kapan mau akhirin ini taruhannya? Ini uang gue bisa-bisa jatah lu malah ketilep buat beli barang lain kalau lu nggak cepet-cepet"

Sehun langsung tersedak batagornya dan langsung terbatuk menyakitkan, Suzy dengan cepat menyodorkan esnya agar Sehun bisa meminumnya.

"Lu mau ngebunuh gue apa gimana Seul?"

Sehun menyemprot Seulgi dan menepuk-nepuk dadanya yang masih terasa sakit karena acara tersedaknya tadi sedangkan Seulgi hanya memutar matanya malas.

"Lu tau kan kalau semakin lama kayak gini bukan cuma lu doang yang bakal sakit?"

Tanya Seulgi dengan serius dia sudah berunding dengan kedua temannya kalau Sehun sedang tidak beres sejak kepulangan mendadak Jef kemarin dan mereka harus segera membuat Sehun sadar atau semua akan kesakitan pada akhirnya.

Mendengar pertanyaan Seulgi mood makan Sehun langsung hilang seketika, sendoknya dia lempar dengan sedikit keras lalu mengerang pelan.

"Gue beneran kena karma kayaknya deh"

"Jadi udah nggak denial lagi kalau lu beneran suka sama kak Chakra?"

Tanya Suzy dan Sehun hanya menutup wajahnya dan menjerit pelan membuat Seulgi dan Suzy saling lirik dan menghela nafasnya pelan kalau ada Dyo disini pasti Sehun sudah habis karena komentar pedas dari cowok bermata bulat tersebut.

"Gue nggak tau harus gimana serius deh"

"Berhenti sekarang Semesta, lu gila apa gimana sampai berani main apa kayak begini?"

"Gue belum mau putus sama Kak Chakra, serius gue lagi bahagia banget sama dia"

"Itu cuma karena Jef nggak ada disini, lu nerima perhatian dari kak Chakra makanya lu ngerasa kayak gitu"

"Bahkan pas Jef pulang kemarin gue ngerasa hampa banget pas sama dia"

"Se, lu aneh kalau mau pertahanin hubungan sama kak Chakra disaat lu tau kalau niat lu dari awal itu udah nggak baik, lu tau sendiri kan semua yang berawal dari yang nggak baik bakal berakhir dengan sama nggak baiknya?"

"Jadi gue harus jujur sama kak Chakra?"

"Lu yakin kalau lu jujur semua bakalan baik-baik aja dan dia nggak bakal berbalik nggak suka sama lu karena lu udah jadiin dia sebagai barang taruhan?"

"Siapa yang dijadiin bahan taruhan sama siapa?"

Ketiga orang itu merasa tubuhnya kaku seketika karena mengenali suara yang menyahuti obrolan mereka dengan tiba-tiba.

"Kak Chakra?"

"Jadi gue cuma bahan taruhan? Atau gimana sih? Gue salah tangkep atau gimana? Ada yang mau jelasin ke gue nggak? Semesta?"

Sehun gemetar saat melihat wajah Chanyeol yang terlihat begitu keruh sejak kapan cowok jangkung itu berdiri disana dan sampai sejauh mana dia mendengar obrolan Sehun dan kedua temannya?

Sehun memainkan tangannya yang berkeringat dingin dan dengan takut menatap Chanyeol yang masih duduk tenang didepannya dan sedari tadi tidak mengalihkan matanya dari Sehun yang baru selesai menceritakan semuanya dari awal.

"Apa alasan lu jadiin gue bahan taruhan? Balas dendam karena gue usir dari ruangan waktu itu? Wow"

"Kak Chakra-"

"Diem dulu!"

Oh sekarang rasanya sangat ingin menangis karena tatapan tajam itu dia tidak pernah melihat hal ini dari Chanyeol sebelumnya.

"Jadi yang kemarin nyamper meja lu pas ketemu diresto yang lu buru-buru pergi itu pacar lu?"

Sehun hanya mengangguk menjawabnya dia tidak punya alasan lagi untuk berbohong.

"Bisa-bisanya, lu benci banget sama gue Se? Sampai ngelakuin hal kayak gini?"

"Bukan kayak gitu kak?"

"Padahal gue udah yakin buat jatuhin hati gue buat lu dan dengan penuh percaya diri jadiin lu pacar gue, dengan yakin gue ngelanggar prinsip hidup gue ternyata cuma ini yang gue dapet dari apa yang udah gue lakuin? Kog lu jahat banget sih Se?"

Sehun merasakan hatinya berdenyut sakit saat melihat mata teduh Chanyeol kini dipenuhi oleh kekecewaan saat menatapnya sehingga air matanya tiba-tiba menetes karena melihat kekecewaan tersebut.

"Tapi gue beneran sayang sama lu kak"

"Ngomong doang semua orang juga bisa Se"

"Kak Chakraaaaaaaaa"

Chanyeol mendengus mendengar rengekan Sehun lalu segera membuang muka tidak mau menatap Sehun lagi, sungguh bagaimana bisa dia tidak sadar kalau selama ini dia hanya dijadikan sebagai bahan taruhan? Apa Sehun terlalu indah sehingga sangat membutakan? Lalu setelah mengetahui segalanya apa yang harus Chanyeol lakukan untuk menyembuhkan hatinya yang baru pertama kali merasakan patah hati seperti ini.

"Kak Chakra tolong percaya kalau gue udah kena karma dan malah beneran jatuh buat lu kak"

"Karma ya? Bullshit Se! Tapi ngomong-ngomong gue mau ngasih selamat karena udah menangin taruhan ya"

"Kaaaaak"

Sehun beneran terisak sekarang dia bisa melihat betapa sakit hatinya Chanyeol hanya dengan melihat wajahnya yang seperti dihancurkan, sebenarnya seberapa besar kesalahan Sehun?

"Jadi hubungan kita selama ini nggak ada artinya ya, gue bukan perebut pacar orang atau apa kalau bisa entar sampaiin salam gue buat pacar lu, gue minta maaf karena udah jatuh cinta sama pacarnya"

"Kak Chakra"

Sehun berdiri cepat dan meraih lengan Chanyeol yang hendak pergi dari taman sepi tersebut.

"Maafin gue kak"

"Udah ya Se, gue lagi kacau banget dan lagi nggak bisa nerima penjelasan atau pembelaan lu hari ini"

"Tapi semua harus cepet diselesaiin"

"Iya semua udah selesai kan? Lu menang taruhankan udah nggak ada lagi yang perlu diselesain, dengan lu taruhan aja dari awal hubungan kita nggak ada yang namanya kata mulai udah ya Semesta, makasih buat waktunya selama ini meski gue tau lu punya alesan buat ngelakuinnya tapi makasih buat waktunya"

Sehun menjerit pelan dalam tangisnya melihat punggung Chanyeol yang menjauh darinya, kenapa Chanyeol tidak marah? Kenapa hatinya sakit sekali melihat punggung yang biasanya terlihat begitu gagah dan begitu percaya diri keni terlihat begitu lemah dengan bahunya yang jatuh, Sehun lu bener-bener manusia paling jahat ya!!!

🌷🌷🌷





Nggak jelas gue udah bosen sama ini cerita, akhirin sampe sini aja kali ya heheheheh

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang