Gibran menutup intu lokernya, kemudian beranjak keluar dari kelas. Hari ini kelasnya akan melaksanakan pelajaran olahraga. Ia melihat Kaizy baru saja keluar dari kamar mandi khusus perempuan. Lantas kakinya melangkah kearah gadis itu.
"Kai,"
Gadis itu menoleh dan mengangkat sebelah alisnya, seolah berkata kenapa?
Gibran melihat kearah tangan gadis itu yang membawa baju seragam tadi pagi. "Bareng ke lapangan, boleh?"
"Duluan aja," jawab Kaizy dan meninggalkan Gibran menuju kelas.
Gibran pun menghela pelan, kemudian menurut dan langsung ke lapangan.
—————
Kaizy meletakkan bajunya didalam loker, kemudian ia mengambil botol air minumnya dimeja. Ia segera keluar dari kelas dan berjalan menuju lapangan.
Tanpa ia sadari, ada sosok yang masuk kedalam kelas dan berjalan kearah meja Kaizy. Ia tersenyum licik dan memasukkan handphone ditangannya kedalam tas gadis itu.
"Ketua kelas, pimpin pemanasan!"
Murid kelas 11 MIPA 2 mengikuti ketuanya pemanasan. Kaizy mengikutinya dengan seserius mungkin, karena kali ini mereka akan praktek lompat tinggi. Ia yakin, pasti jika tidak sungguh-sungguh pemanasan akan cedera.
"Sudah, sekarang anak laki-laki bantu bapak menyusun matrasnya!"
"Baik pak!"
"Ayok ayok, itu diangkat dulu!"
"Bawa sini! Nah iya susun diatasnya!"
"Itu untuk yang diatas, yang merah dulu!"
"Nah iya bagus! Sekarang saya akan peragakan gimana caranya,"
"Perhatikan baik-baik!"
"Tiga langkah terakhir, kaki ayun kedepan kemudian lompat setinggi mungkin dan biarkan tubuh terguling sendiri!"
Sang guru mempraktekkannya. Bagaimana sikap sebelum melewati mistar, kemudian melewati mistar, dan pendaratannya. Kaizy benar-benar memperhatikannya.
Kelihatannya gampang, padahal sulit.
"Baik kita mulai! Dari perempuan dulu!"
"Alya Maheswara!"
Sang pemilik nama mengambil ancang-ancang dan mulai berlari. Kemudian ia melompat, dan yah mistarnya jatuh.
"Balik lagi, nanti percobaan kedua!"
"Azarine Gita Aprilia!"
Zaza mengambil posisi dan mulai ancang-ancang. Ia akan mencoba dengan awalan 5 langkah, dan akan mulai berlari ketika di 3 langkah terakhir. Dan Yap, ia melewatinya tanpa menjatuhkan mistar.
"Bagus! Begitu cara yang benar!"
Zaza langsung bangun dan menggeleng pelan, "pusing bet gila,"
Panggilan terus berlanjut, Kaizy melihat Ana juga berhasil. Ia takut akan gagal. Kalau gagal, bisa-bisa diejek abis-abisan oleh Lavina.
"Kaizy Margaret!"
Kaizy mengepalkan kedua tangannya dan mengambil napas dalam-dalam. Kemudian, ia mengambil posisi dan ancang-ancang.
Ia berlari pelan dan mempercepatnya ketika di 3 langkah terakhir.
Berhasil. Ia melewatinya tanpa menjatuhkan mistar tersebut. Ia bangun dan mengerjabkan matanya.
Zaza dan Ana menghampiri gadis itu dan membantunya berdiri, "keren banget lo Kai,"
"Iya, lo jago olahraga ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA
Random"sejahat itu gue sampe harus ngerasain ini semua?" ucapnya sembari menatap pantulan dirinya didepan cermin. mata sembab, rambut acak-acakan, persis seperti salah satu pasien RSJ. ----- "gue gapapa, luka kecil doang gabakal bikin gue mati" jawabnya...