"nanti mereka ke cafe lagi Kai?"
Kaizy mengangkat kedua bahunya acuh, "tanya sama Naren,"
Zaza mendengus dan kembali fokus memakan makanannya. Nanya sama Naren sama aja kayak nanya sama batu, gabakal dijawab. Dijawab, tapi cuma seperlunya aja. Susah memang kalo suka sama manusia batu, apalagi cintanya cuma sepihak.
Ana mengernyit menatap kedua temannya bingung, "maksudnya? Kalian kemaren nongkrong?"
Kaizy tersedak kuah sotonya, ia terbatuk-batuk sambil menepuk-nepuk pelan dadanya. Zaza bergegas mengambil air dan memberikannya kepada Kaizy. Gadis itupun langsung menerima dan meminumnya hingga setengah.
Kemudian Kaizy menatap Zaza tajam, seolah-olah berkata berani buat berani tanggung jawab, jawab tu pertanyaan dia!
Zaza pun menghela dan beralih menatap Ana, "Kaizy kan kerja dicafe gue, kemaren kebetulan anak Frostice nongkrong dicafe gue, tapi cuma anggota inti"
Ana berdecih, "kok kalian gak ngajak gue?"
Kaizy dan Zaza pun sontak terdiam dan memikirkan jawaban yang pas. Bagaimana ini? Zaza berdecak dan menjitak kening Ana dengan perasaan dongkol.
"Mereka tuh tiba-tiba, lagian Kaizy kan emang kerja! Gausah childish gitu, gue tenggelemin tau rasa lo!"
Ana meringis kesakitan kemudian menghela napas kasar, "iya deh, lain kali ajak gue!"
Masih dengan perasaan yang dongkol Zaza menjawab, "iya-iyaa"
Adk laknat^^
|Kak
|Dimna kak? Pulng plis, bund sama ayah
Brntem.Kaizy bergegas merapikan barangnya dan memakai tasnya asal, kemudian berlari keluar setelah memasukkan handphone kedalam saku roknya. Gibran yang melihat Kaizy berlari meninggalkannya lantas bangkit dan menyusul.
Zaza yang melihat itu lantas mengernyit dan menggidikkan bahunya acuh. Kemudian ia memakai tasnya dan berjalan kearah parkiran mobil, dimana mobilnya terparkir. Saat akan membuka pintu mobil, ia melihat Naren tengah duduk santai dijok motornya.
Naren terlihat fokus menatap layar handphonenya. Ia berniat menghampiri Naren, tapi langsung diurung ketika seorang gadis menghampiri lelaki itu dari arah lorong. Matanya menelisik melihat interaksi keduanya, kemudian ia mengepalkan tangannya dan masuk kedalam mobil. Zaza menutup dengan keras mobilnya, kemudian ia segera pergi meninggalkan are parkiran.
"Nih barang cewe lo, sweet banget si lo sama dia," Naomi terkekeh sembari menyerahkan lip tint milik Zaza yang tadi disita karena ada razia.
Naren menerimanya kemudian memasukkan handphonenya kedalam tas, "bukan cewe gue,"
Naomi memutar bolamatanya, "then what? Temen rasa pacar?"
Naren memasang helmnya setelah menyimpan lip tint tadi kedalam tasnya, "gue balik,"
Naomi melipat kedua tangannya dan menghela, "tinggal bilang iya aja susah. JANGAN LUPA BESOK RAPAT!" Ia menatap kepergian Naren, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dasar kelinci kulkas,"
—————
Kaizy berlari masuk kedalam rumah dan mencari keberadaan adik-adik dan kedua orangtuanya. Ia langsung berlari kearah kamar orangtuanya dan masuk kedalam. Sesampainya dikamar, ia mengatur napasnya yang tersengal.
"Ayah udah cukup! Kenapa ayah marahin bunda?" Kaizy berdiri dihadapan ayahnya guna menghalangi Dinda yang hanya diam dengan airmata yang terus mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA
Random"sejahat itu gue sampe harus ngerasain ini semua?" ucapnya sembari menatap pantulan dirinya didepan cermin. mata sembab, rambut acak-acakan, persis seperti salah satu pasien RSJ. ----- "gue gapapa, luka kecil doang gabakal bikin gue mati" jawabnya...