sandiwara atau asli?

20 3 1
                                    

Gibran melangkah masuk kedalam kelas dan ia melihat Kaizy tengah membaca buku dikursinya. Namun kepalanya terangkat saat ada teman sekelas mereka memanggil nama Gibran.

Kaizy hanya menatap Gibran sebelum akhirnya memutus tatapan mereka dan kembali fokus membaca. Kemudian Gibran berjalan kearah mejanya sendiri dan duduk.

Kaizy masih sibuk membaca, mengabaikan Gibran yang hanya diam menatap lurus kedepan. Tak lama datang seorang gadis dari luar kelas dengan langkah sedikit ragu mendekati meja mereka berdua. Gadis itu menyodorkan kotak bekal yang tadi dipeluknya kearah Gibran.

"B-buat lo, gue s-suka sama lo!"

Ucapan gugup namun tegas gadis itu membuat atensi kelas terarah kearah meja Gibran. Namun tidak dengan Kaizy yang masih fokus membaca. Gibran pun masih menatap lurus kedepan, ia hanya melirik sedikit kearah gadis yang baru saja menyatakan perasaannya.

Sudah ia duga, gadis kemarin. Tidak ada lelah-lelahnya gadis itu terus memberinya bekal dan menyatakan perasaannya. Padahal Gibran sudah tolak berkali-kali dengan lembut agar tak menyakiti hatinya, namun itu justru membuat gadis tersebut merasa tertantang.

"Thanks, but sorry, gue udah punya cewe,"

Gadis itu membeku ditempat, apa? Sudah punya cewe? Gibran sebelumnya tak pernah bilang kalo sudah punya cewe. Biasanya hanya bilang,

Sorry ya gue belum bisa bales perasaan lo

Nyokap gue gak ngizinin gue pacaran

Sorry ya, bokap gue galak

Gue punya kakak dan Abang yang over protective

Sorry ya, gue nyaman sendiri

Dan sekarang? Lelaki tampan itu sudah punya cewe? Jadi selama ini ditutupi atau hanya kebohongan belaka? Atau justru pernyataannya barusan adalah sebuah kebohongan?

"S-siapa pacar lo?"

Gibran termenung sejenak, kemudian menoleh kearah Kaizy yang masih fokus membaca. Walaupun sebenernya udah sedikit kurang fokus karena pernyataan Gibran barusan.

Melihat tatapan Gibran, gadis dengan jepitan bunga disisi kanan mengikuti arah pandangnya. Matanya berkaca-kaca, ia tak menyangka.

Merasa ditatap, Kaizy menoleh dan bertatapan langsung dengan Gibran. Bahkan lelaki itu telah mengukir senyum lembut, senyum yang biasanya ia lihat ketika lelaki itu bersamanya.

Tangan Gibran menyentuh pipi Kaizy dan mengusapnya dengan lembut, "cantik banget pacar aku,"

Deg!

Tangan gadis tadi meremat kuat kotak bekalnya. Tatapan penuh kecewa menyorot kearah Kaizy yang masih menatap Gibran dengan tatapan campur aduk. Rasanya, jantung Kaizy akan lepas dari tempatnya.

Sentuhan lembut Gibran membuat Kaizy merasa nyaman, membuat ia terbang setinggi angkasa. Namun ia berusaha menetralkan ekspresinya. Ia menatap manik mata Gibran yang mengisyaratkan untuk mengikuti permainannya.

Perlahan, Kaizy mengukir senyum lembut. Sebagaimana beberapa hari yang lalu ditunjukkan untuk Gibran seorang. Bahkan, satu kelas dibuat terpana karena senyum Kaizy.

Sadar dilihat satu kelas, Gibran menatap tajam seluruhnya, "mau gue colok mata lo semua?!"

Dengan ancaman itu, atensi kelas kembali fokus pada kegiatan masing-masing. Sementara gadis tadi sudah pergi meninggalkan kelas Gibran tanpa membawa kembali bekal yang ia buat dirumah. Setelah gadis tadi pergi, Gibran menurunkan tangannya dan berdehem sejenak.

"Thanks udah bantu gue,"

Kaizy kembali mengalihkan pandangannya kearah buku, "hm"

Gibran merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia jadikan Kaizy alasan sebagai kekasihnya didepan murid-murid kelas. Berita ini pasti akan tersebar dengan cepat, mengingat ia satu kelas dengan admin lambe turah.

HARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang