"Lizi, ayok sarapan! panggil kakak kamu!" wanita berkepala empat itu memanggil putri keduanya karena sekilas ia nampak gadis SMP itu melintas diruang tamu.
"iya bun, sebentar!" jawab gadis itu sembari memasang kaos kaki putih dikakinya.
Setelah selesai, ia langsung pergi menuju kamar depan.
Kamar kakaknya."kak! udah belom? disuruh bunda sarapan!" teriaknya sambil menggedor pintu kamar tersebut.
Tak lama kemudian, pintu itu terbuka dan menampilkan sang kakak yang terlihat segar pagi itu.
"lama amat udah kayak putri kerajaan" dengus Lizi kemudian meninggalkannya begitu saja.
Gadis berusia menuju 18 tahun itu menatap kepergian Adeknya, "ga sadar diri lo"
—————
"Gibran, kakak mau berangkat kerja. Kamu bisa kan masak sarapan sendiri? Uang jajan kamu ada diatas meja makan,"
Lelaki yang tadinya terlelap terbangun karena dipanggil sang kakak. Kemudian ia bangun dan menatap wanita yang selama ini menghidupinya bersama Abang.
"bang Arsen?"
"belum pulang, katanya nginap dirumah temennya. Udah ya kakak berangkat, nanti hati-hati ke sekolahnya" ia segara keluar dari kamar adiknya dan berangkat menuju kafe.
Lelaki itu menghela pelan setelah menatap kepergian kakaknya dan mendengar suara motor kakaknya yang telah menjauhi rumah menyusuri jalanan. Matanya beralih menatap jam dinding dihadapannya. Sudah ia duga, masih jam 6 kurang. Kakaknya terlalu rajin dan disiplin, padahal itu tidak akan membuat gajinya bertambah. Hanya buang-buang tenaga.
—————
Hai hai haiii!!!!
Kembali lagi, Zip akan bawakan cerita tentang kehidupan dua remaja dengan cara hidup yang berbeda!! Semoga kalian suka yaaa!!!Jangan lupa ikutin terus ceritanya, dan jangan lupa juga buat tinggalin jejak!!!!
Luvv><
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA
De Todo"sejahat itu gue sampe harus ngerasain ini semua?" ucapnya sembari menatap pantulan dirinya didepan cermin. mata sembab, rambut acak-acakan, persis seperti salah satu pasien RSJ. ----- "gue gapapa, luka kecil doang gabakal bikin gue mati" jawabnya...