"bukannya gamau percaya sama orang, cuman pernah ngerasain memberi kepercayaan namun dihancurin dengan begitu mudahnya,"
~kaizy margaret
{ H A R S A }
Gibran menunggu dihalte komplek rumahnya. Ia tengah menunggu gadis yang akan ia ajak ke suatu tempat, untungnya gadis tersebut menyetujuinya. Dan mereka janjian untuk bertemu dihalte, awalnya Gibran menentang karena ia ingin menjemputnya kerumah tapi Kaizy memberi pengertian. Alhasil, Gibran menyetujui karena tak ingin membuat Kaizy membatalkan janjinya.
"Gibran!"
Lelaki itu menoleh dan tersenyum menatap kehadiran gadis dengan setelan Hoodie dan celana hitam, tak lupa rambutnya yang diikat rapi menggunakan ikat rambut.
Gibran lantas berdiri dan mengusap kepala Kaizy, "cantik"
Kaizy yang mendengar itu memutar bolamatanya dan menepis tangan Gibran, "cepetan, gue gak bisa lama"
Gibran meraih pergelangan tangan Kaizy dan membawa gadis itu ke sepedanya. Ya, hari ini ia akan membawa Kaizy menaiki sepeda menuju tempat yang akan mereka datangi.
"Gib?"
Gibran menaiki sepedanya, "hm? Kenapa Kai?"
Lelaki itu tersadar, Kaizy terdiam menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Lantas ia turun dan menghampiri Kaizy kembali, "kenapa? Lo gak suka ya?"
Kaizy masih terdiam menatap sepeda yang ada dihadapannya. Bayang-bayang masa lalu terputar dalam otaknya, membuat ia memejamkan mata dan menutup telinganya.
"Ayok kak, kita lomba!"
"Boleh! Siapa duluan sampe ke taman, dia menang ya!"
"Oke! Satu, dua, tiga, let's go!"
Kedua gadis yang terpaut tiga tahun itu mengayuh sepedanya masing-masing dengan kecepatan maksimal. Mereka berdua hanya terfokus ke depan tanpa memikirkan keadaan sekitar.
Brak!
Kaizy berhenti menggunakan kakinya dan menoleh kebelakang, seketika matanya melotot, "Liza!"
Gadis itu langsung menjatuhkan sepedanya begitu saja dan berlari menghampiri adiknya. Liza——kembaran Lizi.
Kepala Liza bersimbah darah dan tubuhnya lecet, hidungnya juga mengeluarkan darah. Kaizy memangku kepala adiknya yang masih kelas 3 SD tersebut.
"Liza! Bangun! Bangun dek, plis!"
Tangisan Kaizy pecah mengacaukan beberapa orang yang mengerumuninya. Sementara yang menabrak gadis kecil itu telah pergi meninggalkan TKP.
"K-kak, jangan n-nangis. L-liza s-sayang ka-kak," gadis kecil itu tersenyum lemah kemudian matanya tertutup rapat membuat Kaizy semakin meraung.
"Liza jangan tinggalin kakak! Liza bangun! Liza gak boleh pergi! Bangun Liza!"
"Kai?"
"Kai?"
"Kaizy?"
"Kaizy!"
Kaizy tersadar saat Gibran mengguncang bahunya. Gibran menatapnya khawatir sembari mengusap pipi Kaizy yang basah, "kenapa?"
Kaizy mengerjabkan matanya beberapa kali, kemudian mengambil napas dalam-dalam. Lalu ia tersenyum tipis, "gapapa"
Gibran menatap dalam manik mata Kaizy. Sementara gadis itu telah mengalihkan pandangannya kearah lain. Ia merasa gadis itu bohong, terlihat dari mata gadis itu yang memancarkan kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA
Random"sejahat itu gue sampe harus ngerasain ini semua?" ucapnya sembari menatap pantulan dirinya didepan cermin. mata sembab, rambut acak-acakan, persis seperti salah satu pasien RSJ. ----- "gue gapapa, luka kecil doang gabakal bikin gue mati" jawabnya...