Butuh Penjelasan Kale (Breland part)

31 6 3
                                    

Telinga Kale terasa sangat panas pagi ini. Bagaimana tidak? Pagi pagi temannya sudah mengerumuninya dan menghujaninya banyak pertanyaan yang tidak berkesempatan untuk ia jawab satu persatu.

"Anjirr Kale! Tolong jelaskan kronologinya!!"

"Heh shibal bagaimana ottoke sih itu storynya???"

"Awalnya gue ga mau ikutan tapi gue kepo juga, Kal. Jadi ayo cerita."

"Sumpah, Kal. Perasaan sebelumnya biasa aja deh? Kok tiba tiba udah main basket dan jalan bareng?"

"Asli, Kal. Pliss kasi gue tutorial biar dideketin sama the most wanted sekolah kitaaa!!"

"Kal, cepetan jelasin-"

"DIEM ANJIRRR!!! MASIH PAGI BEGOO!! PANAS KUPING GUE!" Kesal Kale lalu pergi meninggalkan mereka.

"Eh eh Kal"
"Kale kemana???"
"Kaleee"
"Kal jangan kaburr"

Teriak mereka memanggil Kale, namun tetap tidak dihiraukan oleh Kale.

Dugh

"Aduh."

Lagi dan lagi Kale tertabrak di jalan saat sedang bergerutu. Dan..

"Lo lagi lo lagi."

Lagi dan lagi orang yang Kale tabrak adalah Johan.

"Lo kayaknya emang hobi komat kamit ya? Apa jangan jangan lo anak dukun?"

Mendengar ucapan Johan, Kale menatapnya sengit.

"Salah lo punya badan segede gaban, jadi ngehalangin jalan gue." Kesal Kale hendak pergi meninggalkan Johan, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat Breland yang keluar kelas.

"Eh kemana lo, Bre?"

Breland menghentikan langkahnya dan menoleh pada Kale. "Mau ke lapangan basket. Eh" tatapannya beralih pada Johan yang berada di samping Kale. "Hai, Jo. Ciee kalian udah baikan ya?? Sampingan gituu ututu." Ledek Breland yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua karena ia tau apa yang akan terjadi setelahnya.

"BRELAND! AWAS YA LO!" Teriak Kale.

"Jadi cewek kayak preman, pantes jomblo." Ucap Johan dengan tatapannya yang julit pada Kale.

"Apa sih? Sok tau banget deh? Daripada lo, cowok tapi suka banget ngatain cewek. Ga gentle. Wuu." Ledek balik Kale yang langsung pergi meninggalkan Johan.

"Dasar cewek freak." Gumam Johan dan melanjutkan langkahnya yang tertunda tadi untuk menuju ke kelas.

...

Disini lah Breland berada, di lapangan basket indoor. Ia dan teman teman satu ekstra nya diperintahkan untuk berkumpul di lapangan tersebut oleh pembina mereka karena ada hal yang ingin beliau sampaikan.

"Apakah sudah semua berada di lapangan?" Tanya pak Herman selaku pembina ekstra basket.

"Sudah, pak." Sahut mereka.

Disana ada Febian dan juga ada Johan yang datang sedikit terlambat karena harus meladeni Kale tadi.

"Baik, kalo begitu saya akan memberitahukan. Untuk ekstra nanti akan ditiadakan. Namun jika kalian ingin mengisi absen ekstra, kalian boleh berlatih basket disini maupun di lapangan outdoor sesuai dengan kesepakatan kalian. Dan bapak akan memberikan tugas kepada Febian selaku ketua ekstra basket dan Breland selaku wakil ketua untuk mengondisikan teman teman yang lain. Apakah semua paham?"

"Paham, pak." Sahut mereka.

"Baik hanya itu saja yang ingin saya sampaikan. Oh iya, bagi yang bertanya mengapa tidak saya umumkan lewat grup wa saja? Karena saya tahu kalian pasti senang jika jam pelajaran kalian sedikit terpotong dan juga saya ingin memberi tahu informasi lain juga. Nanti kalian akan pulang lebih awal"

NO MATTER what they say, we'll keep going on [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang