Kebahagiaan

30 7 0
                                    

Di kediaman keluarga Melinzya, terdapat sebuah keluarga kecil yang terlihat bahagia. Melinzya senang karena ia berhasil mengambil alih posisi Calesthine akhir akhir ini. Ia menjadi yang terunggul di sekolah selama Calesthine tidak ada.

Hal itu membuat lengannya menjadi sembuh dari amukan sang ayah. Saat ini keluarga kecil itu sedang asik menonton di ruang keluarga. Melinzya akan melupakan soal Calesthine saat sudah berada di rumah.

Hal seperti ini yang ia impi impikan sejak lama. Ia bahagia karena ia bisa menggunakan baju kaos tanpa harus menutupi lengannya.

Kebahagiaan itu tidak dapat ia pungkiri lagi. Bahkan ia berandai, seandainya saja Calesthine tidak pernah hadir dalam kehidupannya. Maka hal seperti ini sudah pasti ia dapatkan sejak lama.

Melinzya benar benar kalut dengan kebahagiaannya saat ini. Ia seolah bahagia di atas penderitaan Calesthine yang selama ini menghalangi jalannya untuk bahagia bersama kedua orang tuanya.

...

Di sisi lain. Keadaan yang memprihatinkan di kediaman keluarga Prawodjo. Karena harus menerima kenyataan dari psikiater jika sang anak mengalami gangguan mental akibat ketakutan yang berlebih.

Selama ini Calesthine banyak mengurung diri di kamarnya. Hanya sang ibu yang dapat membujuknya untuk makan dan membantu Calesthine untuk membersihkan diri.

Calesthine masih takut dengan dunia yang ada diluar kamarnya. Ia takut bertemu dengan sang ayah dan Cantika. Ia takut jika ia akan mengecewakan mereka lagi.

*Tok tok tok

"Kale.. ini bunda.."

Calesthine yang sedang duduk di atas kasur hanya menoleh saat pintu itu terbuka dan mendapati sang ibu disana.

Pintu kembali ditutup oleh sang ibu. Sang ibu berjalan dengan membawa nampan berisi bubur ayam dan teh hangat. Sang ibu menghampiri Calesthine dan duduk di samping anaknya.

"Kale.. makan dulu ya? Bunda udah bikin bubur ayam buat Kale.."

Calesthine menoleh pada bubur itu lalu mengangguk untuk jawaban.

Sang ibu menyuapi anaknya dengan perlahan. Sambil menceritakan sebuah dongeng supaya sang anak teralihkan dari rasa takutnya.

Sesekali sang ibu menanyakan beberapa hal supaya Calesthine berbicara, namun Calesthine masih tidak mau bicara.

...

Di rumah Breland. Ibu Breland mulai heran karena kelima sahabat anaknya itu tak pernah berkunjung lagi ke rumah mereka, terlebih lagi Moura. Setiap kali ditanya, sang anak seperti menghindar dari pertanyaan yang ia berikan.

Saat ini dia berniat untuk mencari Moura ke rumah gadis itu. Setelah sudah berada di depan rumahnya, ia tidak melihat tanda tanda ada seseorang di dalam sana tapi tampak depan rumahnya begitu rapi seperti memang ada yang tinggal disana. Berbeda dengan apa yang anaknya bilang jika Moura sudah menetap di rumah kakaknya sejak lama.

Ibu Breland sudah menekan bel beberapa kali namun tidak ada respon dari pemilik rumah. Merasa jika rumah itu sedang kosong, ibu Breland pun kembali ke rumahnya.

...

Di sisi lain, Moura sedang bersama Anggara saat ini. Mereka berada di ruang tunggu rumah sakit. Hari ini adalah jadwal Moura untuk cuci darah. Anggara masih tetap setia menemani sahabatnya itu untuk mencuci darah akibat penyakit gagal ginjal yang Moura idap sejak kelas X, namun Moura menutupi hal itu karena tidak mau orang orang khawatir.

Anggara mengetahui penyakit Moura saat mereka tak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu Anggara sedang mengantarkan ibunya kontrol ke psikiater dan ia melihat Moura keluar dari suatu ruangan. Anggara bergegas menghampiri Moura dan menanyakan apa yang gadis itu lakukan di rumah sakit.

NO MATTER what they say, we'll keep going on [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang