Pesan (Moura part)

32 7 2
                                    

Moura, Melinzya, Awantara dan Anggara sudah berada di tempat makan Bakso Mang Ujang langganan Moura dan kawan kawan. Mereka selalu ke Mang Ujang jika ingin makan bakso.

Sesampainya disana, mereka disambut baik oleh Mang Ujang karena memang mereka sudah sering ke sana jadi Mang Ujang sudah akrab dengan mereka.

"Haloo.. eneng eneng, aa' aa'. Tumben lama ga mampir?" Sapa Mang Ujang setelah melihat motor mereka berempat terparkir di area tempat makannya.

"Halo, Mangg!! Iya nih, lagi sibuk banget sama tugas, sekarang jadi kangen banget nih kita sama bakso mamang." Sapa balik Moura.

"Bisaan aja eneng." Sahut Mang Ujang dengan ramah.

"Kayak biasa ya Mang, bakso-"

"Dua bakso biasa extra pedes, satu bakso urat extra pedes, dua bakso biasa pedes normal, satu bakso urat tanpa sayur pedes normal. Udah hapal mamang, mahh. Ahahaha."

"Sipp pinter, Mang. Tapi bakso biasa extra pedes satu aja sama bakso urat tanpa sayur ga usah. Ga lengkap soalnya personilnya."

"Oalahh pantesan tadi mamang rasa kayak ada yang kurang ini membernya, ternyata emang ga ada neng Kale sama Elan ya. Kemana mereka?"

"Iya mang, mereka sibuk. Yang satu pembinaan, yang satu ekstra. Jadi kita berempat aja kesini."

"Oalahh. Eh duduk dulu, aduh.. maaf ini mah, malah mamang ajak ngobrol kaliannya."

"Gapapa kali mang."

Mereka pun pergi mencari tempat duduk yang kosong. Dan setelah menemukannya, mereka langsung menempati meja tersebut.

Mereka sibuk dengan handphone masing masing selagi menunggu pesanan mereka.

Saat Moura sedang bermain Instagram, ia mendapatkan notifikasi WhatsApp yang membuatnya mengerutkan dahinya.

*Ting

*Ting

*Ting

Tiga pesan sudah Moura terima dari WhatsApp. Ia masih ragu untuk membukanya. Yang tadi wajahnya terlihat ceria karena meme Instagram, berubah menjadi murung dan sedih.

Melinzya yang duduk di depan Moura menyadari perubahan ekspresi sahabatnya itu. Ia pun mematikan handphonenya dan berfokus pada sahabat perempuannya itu.

"Ra?" Panggil Linzya yang tak mendapatkan respon dari lawan bicara karena melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Moura? Heh!"

Panggilan kedua dari Linzya membuat lamunan Moura buyar.

"Hah? Eh? Iya kenapa?"

"Lah, bengong lo?" -Awantara.

"Kenapa bengong sih?" -Linzya.

"Engga, tadi itu.."

"Pesanan datang.."

"Yeyyy makan makan." -Awantara.

"Huh.. hampir aja." Batin Moura.

Mereka melahap bakso pesanan mereka dengan lahap sambil memuji betapa enaknya bakso Mang Ujang itu.

Saat yang lain makan dengan antusias. Berbeda dengan Moura yang makan dengan wajah yang sedih. Ia masih belum berani membuka pesan tersebut sampai akhirnya panggilan masuk di handphone Moura.

*Aiyaya i'm your little butterfly.

Mereka yang mendengar nada dering milik Moura seketika terdiam sejenak lalu menertawakan nada deringnya itu.

"Ahaha. Anjing kayak kaga ada nada dering lain aja, Ra?" Ucap Awantara sambil tertawa.

"Bisa bisanya lo pake nada dering itu, Ra.. aduhh.. Ahahaha." -Melinzya.

NO MATTER what they say, we'll keep going on [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang