Di sisi lain, Galen dan Cleo baru berangkat mencari Vina-yang tak lain adalah ibunya Galen, menggunakan mobil rental.
Di sepanjang jalan Cleo terlihat gelisah, namun Galen tidak sempat memperhatikan karena lalu lintas sangat semerawut dan ia harus fokus pada jalanan agar tidak membahayakan Cleo-nya.
Galen akhirnya memarkir mobil Porsche yang ia pinjam dari tempat rental di depan sebuah kafe kecil bertema vintage era 50an di tengah kota. Tempat kerja mamanya waktu tinggal di Los Angeles dulu.
Dulu saat SMP, Galen pernah diajak satu kali ke tempat ini. Supaya bisa disuruh-suruh tentunya.
"Cleee." Galen mencubit pipi Cleo yang sedari tadi melamun di tempat duduknya. Gadis itu spontan terkejut. "Turun, udah sampe. Ngelamunin apa sih kamu?"
"Gaaal." Cleo memasang wajah panik. "Kok aku ngerasa dari tadi ada yang ngikutin kita dari belakang ya?"
Menatap Cleo iba, Galen menghela napas berat. Dia berpikir mungkin kecemasan Cleo kumat. Sudah banyak hal yang gadis itu lalui hingga membuatnya trauma.
"Perasaan aku gaenak, Gal," kata Cleo sembari menunduk. "Aku takut kita diikutin lagi, terus-"
"Come here," kata Galen seraya mendekat, lalu mendekap gadis itu dengan erat. Mengusap- usap rambut panjangnya supaya rasa cemasnya hilang.
"You don't have to think about anything. Aku ada disini buat kamu. Kamu aman sama aku," bisik Galen membuat gadis itu merasa lebih tenang meskipun perasaan buruk itu belum sepenuhnya hilang.
"Let's get out of here." Galen mengacak rambut Cleo sekilas, lalu mengajak gadis itu turun dan masuk ke dalam kafe tersebut.
"Selamat datang." Mereka disambut ramah oleh pelayan berwajah rupawan dengan kemeja hitam. Tapi dari penampilannya yang gagah, sepertinya lebih pantas dibilang pemilik kafenya daripada pelayan.
"Maaf, saya mau ketemu sama Nyonya Maria, ada?" Galen bertanya to the point dengan bahasa asing.
"Ada perlu apa, ya?" tanya laki-laki itu bingung.
"Siapa itu, Miguel?" Seorang wanita paruh baya yang anggun dan cantik dengan setelan kantor tiba-tiba datang menghampiri mereka bertiga. Wajahnya terlihat antusias begitu melihat sosok Galen.
"Ohhh, Galen! Anaknya Selvina ya? Yaampun tambah ganteng aja, kamu!" sapanya ramah. Beliau Nyonya Maria, pemilik kafe sekaligus teman kerja mama Galen dulu.
"Mama kenal?" Laki-laki berparas bak dewa Yunani yang dipanggil Miguel itu bertanya. Benar kan? dia anak pemilik kafe ini.
"Iya, ini anaknya teman mama yang orang Indonesia. Dia umurnya di bawah kamu. Ganteng ya?" jelas Maria tanpa melepaskan tatapan kagumnya pada Galen.
Alih-alih tertarik pada pembahasan mamanya, Anaknya itu lebih salfok pada Cleo.
Cleo memang tidak cantik seperti artis, tapi lebih ke manis atau imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEHOLIC: FALL IN LOVE WITH THE DEVIL [SUDAH TERBIT]
Romance[SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis yang berlindung dibalik wajah malaikatnya. "Ka...