wp berulah, tinggal publish doang padahal, eh tiba tiba setengah teksnya malah ilang
Happy Reading~!
૮ ˶ˆ꒳ˆ˵ ა
🤍💙Di dalam walk in closet kamar utama milik Leovan dan Aveline, puluhan paper bag dengan berbagai ukuran dan beberapa koper tertata rapi disana. Entah apa saja isinya, tapi yang pasti saat di Shanghai, Aveline banyak membeli barang-barang bermerk untuk Eve.
"Mari kita lihat, apa saja yang ada disini." Leovan mulai membuka setiap paper bag untuk melihat isinya.
Eve yang tubuhnya tenggelam karena terbungkus oleh handuk, Leovan dudukkan pada sofa yang berada di tengah-tengah ruangan.
Semalam, Eve tidur bersama Leovan dan Aveline. Dan tadi saat Aveline turun kebawah untuk membuat sarapan, Leovan berinisiatif untuk memandikan bayinya sendirian.
Eve hanya bisa menggoyangkan kaki kecilnya, karena Leovan membungkus tubuhnya sangat erat. Netra birunya bergulir, menatap sang Daddy yang sibuk sendiri.
Setelah beberapa saat, dengan masih mengenakan Bathrobe Leovan kembali menghampiri Eve, membawa serta tiga paper bag yang telah ia pilih.
Leovan terkekeh, melihat seluruh tubuh bayinya yang terbungkus handuk putih mirip seperti kepompong.
"Eve anak siapa?" jemari lentik Leovan menyugar rambut silver Eve, yang sebelumnya telah ia keringkan menggunakan hairdryer.
"Anak Daddy." Eve mendongak, menatap Leovan yang menjulang tinggi dihadapannya.
Leovan berlutut pada karpet bulu yang memenuhi seluruh ruangan, membuka paper bag yang paling kecil, lalu mengeluarkan minyak dan bedak bayi dari sana.
"Daddy siapa?"
"Daddy Leovan~"
"Sini, cium dulu." Leovan mendekatkan wajah, lalu menunjuk pipi tirusnya.
Eve langsung mengecup pipi Leovan cepat, membuat pupil Leovan sedikit membulat. Tangan besarnya terangkat untuk menangkup pipi berisi bayinya yang nampak memerah.
"Anak Daddy Leovan masih bayi." Leovan memainkan hidung mancungnya pada pipi Eve.
Eve tertawa lepas, menggerakkan wajah acak berusaha menghindari sang Daddy. Kedua tangannya masih terbungkus oleh handuk.
Mendengar tawa ceria bayinya, Leovan ikut tersenyum. Mencium lama kedua pipi yang ia tangkup sebelum di usap dengan gemas.
Saat Leovan tak sengaja menoleh kearah kaki kecil Eve, ia kembali melihat jika pergelangan kaki bayinya dilingkari oleh gelang berlian yang cantik.
"Bayi dapat gelang kaki dari mana?"
"Ini hadiah dari kak Tera." Eve menggerakkan kaki kirinya, menunjukkan gelang yang melingkar cantik disana pada sang Daddy.
"Tera? Si bocah Angry bird itu?"
"Astaga, kenapa kalian belum berpakaian?!" tegur Aveline yang kini berdiri diambang pintu.
Leovan dan Eve sama-sama menoleh. Sang Daddy seketika meringis, berbeda dengan si bayi yang tersenyum senang melihat kedatangan Mommy nya.
"Mommy."
Aveline segera menghampiri keduanya. Ia mendorong Leovan menyingkir, dan mulai membuka handuk yang masih membungkus tubuh Eve.
Dengan telaten, Aveline mengoleskan minyak serta bedak bayi pada tubuh anak bungsunya. Leovan yang berdiri dibelakang, memperhatikan, lalu terlihat mengangguk mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
EVERT (TERBIT)
Dla nastolatkówDia, Evert -- Seorang anak yang begitu polos karena ketidak tahuannya tentang dunia luar. Karena siksaan yang diterima sudah melewati batas, Eve di bantu oleh seorang Maid untuk melarikan diri dari Mansion sang Ayah tiri. Hingga dalam perjalanan saa...