15 - Hate

66.8K 5.3K 173
                                        

Happy Reading~!

૮ ˶ˆ꒳ˆ˵ ა
🤍💙

"Baru juga saling kenal sudah bertengkar?!" ucap Darel tak habis pikir.

Lou sedikit terkejut karena kedatangan Darel yang tiba-tiba. Ia mendengus kesal, baginya wajah Darel selalu terlihat menyebalkan.

"Kami tidak bertengkar." Eve berusaha turun dari gendongan Darel.

Darel justru menguatkan pelukannya pada Eve. "Lou pasti nakal lagi kan?!" tebaknya.

"Tidak Tera tidak Louise, apa yang salah dengan mereka?" batin Darel, saat melihat Lou menatap penuh permusuhan pada dirinya.

"Lou tidak! dia yang nakal!" Tunjuk Lou pada Eve.

Eve yang ditunjuk segera menggeleng. "Eve kan sudah minta maaf, tapi Lou malah ingin memukul Eve."

"Itu karena Eve tidak sopan! Mengintip isi buku cerita Lou tanpa izin!"

"Eve hanya tidak sengaja sedikit melihat gambarnya. Eve minta maaf, Lou jangan marah." balas Eve, yang lebih terlihat seperti membujuk.

Darel menahan tawa, anak kucing kakaknya ini sangat manis saat memasang wajah memelas. Namun kesenangan Darel seketika buyar, saat mendengar perkataan yang Lou lontarkan selanjutnya.

"Eve itu anak aneh! Karena Eve Mommy dan Daddy tidak perhatian lagi pada Lou! Lou benci Eve ada disini! Lou benci!" teriak Lou histeris dengan nafas memburu.

Dengan kasar Lou melempar asal buku cerita di tangannya kelantai, kemudian langsung berlari pergi dari sana.

Eve dibuat tertegun, hati yang tadinya merasa bersalah kini berubah menjadi sesak. Lou yang ia pikir hanya tidak menyukainya, ternyata juga membenci kehadirannya disini.

"Kenapa, kehadiran Eve selalu di benci?" batin Eve tak karuan. Kembali mempertanyakan banyak hal, yang sedari dulu selalu menemani kesendiriannya.

Darel menarik kepala Eve untuk bersandar pada bahunya, pandangannya seketika menajam begitu mendengar isakan kecil yang berusaha Eve tahan. Ia semakin erat memeluk tubuh mungil dalam gendongannya yang kini bergetar.

Ternyata dirinya salah. Darel berpikir keduanya telah berteman, dan mengira jika pertengkaran yang sebelumnya ia lihat hanyalah pertengkaran biasa anak-anak pada umumnya.

"Beraninya bocah itu membuat adikku menangis!"

"Kakak lepas! Lepas! Eve sesak mau turun!" racau Eve, mendorong tubuh Darel dengan kaki kecilnya yang bergerak acak minta diturunkan.

"Tidak Eve, diam!" Darel langsung berjalan kearah sofa, mendudukkan diri dengan Eve di pangkuannya.

Darel mengusap buliran bening yang terus mengaliri pipi berisi Eve, bibir kecilnya yang melengkung kebawah terus bergetar karena menahan isakan.

Tak tega, Darel langsung membawa Eve kedalam dekapan. Kemudian mengusap teratur rambut silver Eve untuk memberi ketenangan.

"Jangan dengarkan dia, Lou itu nakal. Eve tidak perlu mendengarkannya."

Eve menggeleng keras, menarik dirinya dari dekapan Darel. "Eve tidak mau disini, Eve mau pulang." isaknya menatap Darel.

Dalam sekejap, wajah Darel berubah menggelap. Ia langsung mencengkram pergelangan tangan Eve saat anak itu berusaha turun dari pangkuannya.

EVERT (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang