28 - His Arrival

53.2K 4.3K 176
                                        

penjelasan ada dibawah,

Happy Reading ~

⭑⭑⭑

Di sebuah bandara, seorang pria bertubuh kekar terlihat berdecak setelah menerima telepon dari seseorang.

"Tuan Karvalans?"

Pria itu menoleh, ia mengangkat sebelah alis saat menemukan seorang pemuda berkacamata hitam berjalan menghampirinya.

"Ya, siapa?"

"Saya Viktor, diminta Tuan Leovan untuk menjemput Anda." Viktor memperkenalkan diri seraya melepas kacamata hitam dari wajahnya.

Nerios Karvalans, seseorang yang belasan tahun lalu sempat mengaku sebagai Ayah kandung Eve. Setelah pengakuannya saat itu, Rio langsung terbang ke Paris dan baru kembali saat ini.

"Kau narsis sekali." tukas Rio langsung, melihat Viktor menyugar rambutnya dengan wajah penuh percaya diri menatap sekitar.

"Tidak baik mengatakan hal itu pada seseorang yang bahkan baru Anda temui satu menit yang lalu." Viktor berdecak dengan menggeleng pelan.

"Sudahlah, apa Leo tidak memiliki orang lain yang bisa disuruh untuk menjemputku selain dirimu?"

"Ada, banyak sekali. Tapi aku adalah orang yang paling Tuan Leovan percayai untuk tugas penting ini."

"Syuttt. Sudah jangan banyak tanya." Viktor segera menyela saat Rio akan kembali membuka mulut. "Mari, saya akan mengantar Anda ke Apartemen yang telah Tuan Leovan siapkan."

Viktor meraih koper yang berada di sisi kiri Rio tanpa bertanya, kemudian berbalik hendak memimpin jalan.

"Hei! Apa-apaan ini?!" seru Viktor saat Rio menarik kerah belakangnya.

"Bocah, kau salah membawa koper!"

"Eh?" Viktor segera berbalik, dan pandangannya langsung bertemu dengan wajah garang seorang wanita paruh baya si pemilik koper.

⭑⭑

"Eveee!" teriak Darel yang baru keluar dari Lift, ia berlari menghampiri Eve yang tengah asik menyesap susu di sofa ruang keluarga sendirian.

Tadi, setelah Aveline membuatkan susu untuk Eve dan Lou, Lou tiba-tiba ingin meminjam ponsel Aveline untuk menghubungi keluarganya.

"Kwakak~" Tanpa berhenti menyesap susu, Eve tersenyum manis melihat kedatangan sang kakak.

Darel segera menaiki sofa, mendekap tubuh mungil Eve dan mencuri ciuman pada pipi berisi anak itu yang merona samar.

"Pipi Eve rasa susu." ucap Darel gemas.

"Eve minum susu." Eve mengangkat satu tangannya, menunjukkan botol dot yang isinya tersisa setengah.

"Coba kakak gigit." Kedua tangan Darel langsung menahan wajah Eve, kemudian kembali menempelkan bibirnya pada pipi berisi anak itu.

"Kakak lepass!" pekik Eve. Satu tangan kecilnya berusaha mendorong wajah Darel yang benar-benar menggigit pipinya.

Dave berdecak, ia segera menarik kerah belakang Darel hingga Eve bisa terlepas. Sedangkan Gerald yang mendengar pekikan Eve, menatap Darel tajam.

"Pipi adikku bukan makanan."

"Kau pikir dia hanya adikmu?!" Darel memberontak, saat Dave semakin menarik kerah belakangnya seperti kucing.

"Kakak, sticker Eve masih ada." ujar Eve di tengah pertengkaran mereka. Netra birunya tampak berbinar, saat tak sengaja melihat pada casing ponsel di tangan Dave.

EVERT (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang