-;-
Seekor makhluk kecil terseok-seok di tengah padang rumput tebal. Seekor anak singa namun dengan sepasang tanduk mungil di kepalanya. Tak hanya itu, telinga singa yang seharusnya bulat menjadi sedikit runcing, di punggungnya terdapat sepasang sayap kelelawar yang sobek. Warna hitam di keseluruhan tubuhnya membuat keberadaannya mencolok di tengah hijaunya rumput tebal yang ia arungi.
Sampai di tepi danau, lidah merah muda terjulur, berupaya melegakan rasa haus dan laparnya akibat penyiksaan yang ia dapatkan. Perut chimera kecil itu terluka parah, darah hitam merah yang bercampur namun tidak menyatu membasahi rumput hijau yang ia lewati. Tubuh itu tergolek lemah di tepi danau, tak bergerak.
Jejak darah dua warna di rumput yang tak dapat menyatu meresap ke dalam serumpun tanaman dengan bunga kecil berwarna biru. Seberkas cahaya biru lembut bercampur putih tulang diiringi kerlipan yang cantik. Sesosok gadis dengan gaun biru selutut mengerjapkan kedua kelopak matanya. Sosoknya terbaring di atas rumput, sepasang sayap bening dengan cahaya biru mengepak kecil.
Iris biru pudar itu memandang tempatnya berada, menyelipkan helai rambut biru pudarnya ke belakang telinga dan mulai berjalan mendekati sepetak hitam di tepi danau. Iris biru itu memandangi seseosok chimera kecil yang penuh luka. Memiringkan kepala, peri bunga itu bersimpuh di dekat chimera, mengelus tubuh kaku itu lembut.
"Kamu lucu." Suara lembut bagaikan dongeng mengalun, seirama dengan pergerakan salah satu lengan yang mendekati tanduk kecil si chimera yang tajam. Sebuah luka sayatan muncul di pergelangan tangan, seberkas darah biru pudar mengalir.
Seberkas cahaya membalut tubuh chimera kecil, sang peri bunga memandanginya dengan tenang. Chimera kecil yang kembali dari kematian langsung memasang pose bertarung, menggeram kepada peri bunga di depannya, bersiap menyerang ketika usapan lembut ia dapatkan di puncak kepala.
"Tumbuhlah dengan baik."
Hari demi hari berlalu, chimera hitam mulai tumbuh semakin besar. Iris pudar sang peri bunga memandang sesosok besar di hadapannya, peri yang kini terlihat mungil itu mengulurkan kedua lengannya, memeluk tubuh besar chimera hitamnya. Helaian biru pudar menyatu dengan helai hitam di dada chimera. Kepala singa dengan tanduk itu menggerung, mengusak peri kecil yang memeluknya.
"River, jika suatu saat kamu mencariku kemari dan aku tidak ada disini, itu tandanya aku telah diangkat menjadi dewi kecil di dunia atas." Bisikan lembut itu membuat kedua telinga chimera bergerak gelisah. Geraman terdengar marah diiringi suara mengambang berat. "Dunia asing menyebalkan, mengapa mereka mengambilmu dariku?!"
Mendengar jawaban kesal dari chimeranya, sang peri bunga terkekeh, semakin mengusakkan kepalanya ke dada sosok di pelukannya. "Yah, itulah daur hidup seorang peri bunga. Jika telah cukup usia mereka hidup di dunia, mereka akan menjadi dewi kecil di dunia atas. Dunia atas River, bukan dunia asing."
"Tidak, mereka adalah dunia asing!" Tawa merdu membuat River menggerung manja dalam bentuk chimeranya. "Apakah tidak ada cara untuk mencegahmu pergi?" Mendengar keluhan manis dari chimeranya, sang peri bunga memikirkan sebuah cara.
"Aku ingat, River, jika kau memang ingin aku kembali ke sisimu selamanya, panggil jiwaku secara paksa. Korbankan tiga puluh tiga jiwa gadis tak berdosa, bunuh mereka dan gunakan darahnya untuk membentuk formasi penentang takdir. Jangan lupa berikan jiwaku wadah."
River mengernyit tak setuju, memanggil jiwa secara paksa akan memecah jiwa yang dipanggil, hal itu sangat menyakitkan. Ditambah, seorang dewi kecil yang dipanggil jiwanya secara paksa akan diberikan hukuman. Seberkas cahaya kelabu berpendar, wujud chimera hitam yang peri bunga peluk menyusut. Sesosok pemuda dengan helai rambut perak menggantikan chimera di pelukan peri bunga.
Pelukan keduanya semakin erat, "ingatanmu akan dipecah, itu akan menyakitimu."
"Kau tau River? Kupikir aku sudah tau nama yang cocok untukku. Ruley, panggil aku begitu." River memandangi iris biru pudar yang kini menyorot iris kelabunya. Pemuda itu mengangguk. "Ruley, gadisku, peri bungaku." Kekehan keluar dari bibir merah muda, kepala dengan helai biru pudar semakin mengusak dada lelakinya.
"River, kamu milikku. Chimeraku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prisoner and The Prince
NouvellesRuley hanya bisa mengikuti alur yang membawanya ketika ia tiba-tiba terbangun di dalam sebuah penjara. Start: O7 November 2023 Finish: 25 November 2O23 Publish: 25 November 2O23 -;- Short story yang setiap chapnya hanya tertulis 200-500 words. Tidak...