Tengah malam Ruley terbangun, gadis dengan iris hitam itu mengusap kedua kelopak matanya yang tertutup. Kedua matanya berkedip, mengamati sekelilingnya yang gelap gulita. Lampu kristal yang menggantung di tengah ruangan sepertinya dimatikan. Gadis yang kini bergaun putih itu menyibak selimut tebal nan lembut yang menghangatkan tubuhnya.
Kedua kaki pucatnya menapak lantai dingin dengan perlahan, tubuhnya bergidik merasakan dingin yang merambat. Sampai pandangannya terpaku pada dua buah benda berbulu di sebelah kakinya. Ruley memiringkan kepalanya, meskipun ragu, gadis itu tetap memasukkan kedua kaki dinginnya ke dalam selop putih berbulu lembut yang terasa hangat.
Seulas senyum manis menghiasi wajahnya ketika rasa hangat di kedua kakinya menjalar ke seluruh tubuhnya. Gadis itu merasa takjub, "sepertinya dia memberinya sihir?" Gumamnya pelan sembari menggerakkan kedua kakinya takjub.
Suara gemerisik yang aneh terdengar, sepertinya memantul dari permukaan keras dinding bangunan. Penasaran sekaligus hendak mencari keberadaan pemuda bersurai perak, Ruley membuka daun pintu ganda yang membatasi ruangan tempatnya berada dengan lorong remang-remang.
Hawa dingin berhembus, membuat tubuh mungil gadis beriris hitam yang hanya berbalut gaun tidur berwarna putih itu bergidik. Langkah demi langkah Ruley susuri dengan perlahan sembari pandangannya tak berhenti mengagumi sekitarnya. Apakah ia berada di istana? Mewahnya luar biasa.
Braak!
Suara keras yang tiba-tiba itu membuat Ruley tersentak kaget, jantungnya yang tadinya tenang berdegup kencang melebihi kecepatan normal. Seujujurnya tak ada rasa takut di dalam hatinya, yang ada hanyalah rasa penasaran luar biasa. Mengedikkan bahu, gadis dengan gaun putih itu menyusuri lorong panjang penuh pintu-pintu ruangan dan lukisan.
Lampu kristal kecil yang berjajar menempel di dinding tak dinyalakan semuanya, membuat suasana lorong terasa sedikit mencekam, ditambah dengan suara-suara tabrakan dua benda. Gadis itu mengernyit, merasa aneh dengan tangga menuju ke bawah di depannya.
Kepalanya menoleh ke lorong yang berbelok ke kanan dan kiri, "sepertinya ini tangga rahasia..?" Gumamnya. Gadis itu merasa memang sewajarnya bangunan seperti istana ini memiliki lorong rahasia, sepertinya pemuda berambut perak yang menggodanya tadi malam bukan sembarang orang.
Langkah kakinya memilih ke kanan, meninggalkan tangga rahasia menuju ke bawah yang sepertinya lupa di tutup agar tersmebunyi menjadi dinding lagi oleh pemiliknya. Gadis itu melangkah di lorong sebelah kanan tanpa menoleh.
"Aku tidak penasaran kok, lagipula tidak sopan!" Tegasnya.
Beberapa detik kemudian, sesosok tubuh mungil dibalut gaun putih terpaku di depan tangga rahasia yang lupa disembunyikan oleh pemiliknya. Merasa tertohok sedikit oleh nuraninya, Ruley meringis. Gadis itu memutar kedua manik matanya, mengamati sekitar.
Merasa aman, salah satu kakinya menapak ke anak tangga pertama. Tak terjadi apa-apa dan situasi sepi masih mendukung, berlanjutlah kedua kakinya menapak satu demi satu anak tangga menuju ke bawah, entah kemana.
Semakin mendekati ujung anak tangga, cahaya yang semula minim semakin menghilang sepenuhnya. Ruley mencebik, mengutuk rasa penasarannya yang membawanya ke dalam kegelapan. Tak menyadari petaka yang akan menghampirinya, gadis itu meraba-raba sekitarnya.
Dahinya mengerut kesal ketika kedua tangannya sedari tadi hanya meraba udara kosong. Ruley tersentak, bukan karena tangannya berhasil mendapatkan permukaan keras, namun karena ia merasa sesuatu membelai kakinya. Tubuhnya di balut rasa takut, kedua tangannya yang semula terulur ke depan, ia balik untuk memeluk dirinya sendiri.
Keringat dingin membasahi punggungnya, tubuh gadis beriris hitam itu bergerak ke kanan dan kiri, berusaha menangkap apa yang membelai kakinya tadi di tengah kegelapan. Tak menemukan apapun selain suara napasnya sendiri, Ruley menghentikan pergerakan tubuhnya, mengernyitkan dahinya untuk berpikir positif walaupun hasilnya negatif.
Benda yang membelai kakinya terasa sedikit berbulu di ujung belaian, terasa seperti ekor kucing namun lebih besar. Kedua matanya membulat, jangan-jangan yang ia masuki kandang hewan sejenis kucing besar?!!
Takut diterkam oleh binatang di pikirannya, Ruley berbalik menuju arah tangga yang ia ingat. Kedua tangannya kembali terjulur untuk meraba udara. Namun, tak sempat melangkahkan kaki untuk ketiga kalinya, sesuatu menahan pinggangnya erat.
Suara engahan membelai telinga kirinya, disertai beban berat di bahu yang sama. Sesuatu yang keras melingkupi punggungnya yang basah oleh keringat. Kedua iris mata hitam si mungil melebar, ia yakin sembilan puluh persen jika orang dibelakangnya kemungkinan besar si pria rambut perak karena hanya pemuda itu yang ia tau. Tapi masalahnya, sosok di belakangnya tidak memiliki detak jantung.
Sesuatu juga terasa membelai dan melilit salah satu kakinya. Ruley semakin membeku.
'SEBENARNYA MAKHLUK APA YANG ADA DI BELAKANGNYA INI?!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Prisoner and The Prince
Kısa HikayeRuley hanya bisa mengikuti alur yang membawanya ketika ia tiba-tiba terbangun di dalam sebuah penjara. Start: O7 November 2023 Finish: 25 November 2O23 Publish: 25 November 2O23 -;- Short story yang setiap chapnya hanya tertulis 200-500 words. Tidak...