Cewek itu tersontak bangun dari posisi tidurnya. Ditataplah sekitar. Ruangan dengan perabotan seadanya. Pintu hitam yang selalu saja terkunci. Summer langsung tahu ia berada di mana.
"Balik lagi gue," gumamnya kecil.
Summer menghela napas. Kematian itu seperti tidak ada habisnya, terus saja berulang. Padahal Summer pikir putaran kemarin ia tidak perlu mati lagi, tapi ternyata tetap saja harus mati.
"Dahlah. Terima nasib aja gue mati hidup mati hidup gini," ujar Summer dengan nada pasrah. Cewek itu kemudian bangkit berdiri. Iseng membuka-buka diari.
Tulisan yang ia tulis di buku diari itu masih ada. Summer hendak menambahkan beberapa tulisan, tapi secarik kertas terselip di sana.
Summer mengambil dan membaca tulisannya.
"Jangan gegabah ungkapin identitas. Carilah pemain yang bisa dipercaya dan tangkap pembunuh dari game itu, maka game selesai."
"Apa ini clue berikutnya? Oh, gue tau. Tiap gue mati, gue bakalan dapet clue."
"Tangkap pembunuh dari game itu, maka game selesai." Summer membaca dengan teliti kalimat tersebut. Ia kemudian berpikir keras.
"Jadi itu bukan cuma game bunuh-bunuhan biasa? Ada yang atur gamenya buat bunuh gue gitu?" gumam Summer seraya mengusap dagunya, berpikir keras.
"Tangkap pembunuh, maka game selesai. Oh! Gue tau!" Kepikiran sesuatu, Summer membanting meja. Sorot matanya yang semula lesu kini membara. Kalimat itu pasti petunjuk krusial. Itu pasti satu-satunya cara untuk mengakhiri kematiannya yang berulang!
"Gue harus nyelesaiin ini semua! Gue akan pastikan pembunuhnya tertangkap dan bertahan hidup sampai akhir!"
Summer lalu melirik ke arah pintu hitam, melangkah ke sana. Tanpa berlama, segera ia putar gagang pintu itu.
Tiga detik kemudian, langit berubah hitam.
Malam telah tiba.
Summer terlelap ke dalam alam yang satu lagi.
🤡🤡🤡
Kembali lagi ke dunia fiksi.
Summer telah selesai mengulangi adegan dibuli Summer and the geng. Kini waktunya Summer belajar Matematika dengan Aaron.
Kali ini Summer tampak serius belajar, tidak malas-malasan seperti putaran sebelumnya. Cewek itu ditugaskan menyelesaikan lima soal Matematika. Ia sedang mencorat-coret kertas untuk memecahkan soal. Sementara Aaron sedang mengerjakan tugasnya juga.
Tapi, apa benar seorang Summer lagi pecahin soal Matematika yang rumit itu? Cewek itu terlihat serius sekali. Dahinya kadang bergelombang menampakkan seolah sedang berpikir keras. Aaron saja sampai tertipu dengan tampang berpikir kerasnya itu.
Jadi, apa yang Summer kerjakan?
Mari kita intip apa yang Summer coretkan di bukunya.
Voting awal: Si Rubah memilih si Cupu untuk dibunuh. Setelah itu pemain lainnya ikutan voting si Cupu semua.
Summer teringat atas ucapan Viola tadi malam, "Mama udah pencet si Cupu, soalnya ikutin yang atas."
Berarti rata-rata pemain mengikut pilihan pertama. Seperti game werewolf, di mana awal mulai main, para pemain akan sangat clueless untuk menentukan siapa werewolf-nya. Sehingga mayoritas orang akan mengikuti pilihan pertama.
Aha! Summer menjetikkan kedua ujung jari ketika mendapatkan ilham. Ternyata semudah itu! Nanti malam Summer cukup voting pertama, lalu pemain lain akan mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Game | Transmigration Become A Player (End)
Mystery / ThrillerSummer, seorang penulis novel, tidak pernah menyangka setelah mengalami kecelakaan, ia akan hidup kembali menjadi Viona Charmaine, tokoh utama dalam cerita genre romance yang pernah Summer buat. Sebenarnya tidak apa-apa jika harus menjadi Viona, gad...