16. Malam Keenam (1) 🤡

30 3 0
                                    

Malam ini berlangsung malam pesta ulang tahun sekolah. Acara yang sangat dinantikan Pak Marchesto, sayangnya ia sudah tidak bisa menghadirinya. Walaupun demikian, para penghuni sekolah tetap mempertahankan keinginan Pak Marchesto untuk memakai topeng badut di saat acara berlangsung.

Acara yang diselenggarakan ballroom mulai dipenuhi para murid-murid sesuai deskripsi di cerita aslinya.

Summer dan Aaron.

Billy dan Xena.

Dua pasangan yang baru saja memakai topeng badut berwarna emas memasuki ruangan ballroom. Mereka lalu berswafoto untuk meninggalkan kenangan.

Setelahnya, mereka mulai menyantap makanan yang tersedia di sana. Tak lupa juga dengan berbagai dessert yang mengunggah selera seperti cake, pudding, permen menjadi penutup di makan malam mereka.

Usai berurusan dengan perut, mereka berdansa di tengah ballroom. Lagu A Thousand Years menjadi background dari musik dansa.

Di tengah dansa itu, Billy memberi Xena sekuntum bunga mawar palsu.

"Makasih," jawab Xena singkat.

"Sama-sama, Sayang. Hari ini hari anniv kita kesatu tahun. Aku pengen bilang kalo aku sayangggg banget sama kamu."

"Aku juga sayang sama kamu. Aku gak pengen mati di game ini. Aku mau bertahan sampai akhir," balas Xena.

Billy tersenyum tipis. Cowok itu lalu mengangguk tipis. "Mari bertahan sampai akhir. Game selesai kalo kita berhasil eksekusi pembunuhnya. Habis itu kita bisa hidup tenang."

"Pembunuh, ya .... Ngomongin pembunuh, kumau tanya. Gimana kalo ternyata aku adalah pembunuhnya?" tanya Xena tiba-tiba membuat Billy menghamburkan tawanya.

"Mana mungkin kamu pembunuh."

"Kalo misalnya. Misalnya aja gitu. Gimana kalo aku misalnya pembunuhnya?"

"Hmm." Billy tampak berpikir. Cowok itu lalu terkekeh, "kalo gitu aku rela bunuh diri daripada harus dibunuh kamu. Aku gak mau kamu ngotorin tanganmu untuk ngebunuh aku. Aku juga gak mau kamu sedih harus ngebunuh aku."

Xena reflek menggeleng. "Kalo aku pembunuh pun, aku gak bakalan bunuh kamu."

"Hahaha. Pastilah. Kamu mana mungkin tega bunuh pacarmu yang ganteng ini," ucap Billy. Tangannya yang melingkar di pinggang Xena berpindah ke atas untuk mencubit hidung cewek itu. "Lagian kamu pasti mau nikah sama aku, kan. Punya anak cucu dan menua bersama."

"Emang bisa, ya?" gumam Xena tipis.

🤡🤡🤡

Pada sisi lain, Aaron dan Summer juga tengah berdansa di tengah ball room.

"Ops. Sorry," ucap Summer yang sudah entah keberapa kali menginjak pantofel milik Aaron. Tanpaknya ia tidak mahir berdansa. Cewek itu juga kelihatan tidak nyaman.

"Mau stop aja?" tanya Aaron.

"Itu yang gue tunggu!" reflek Summer.

"Hah?"

"Oh, nggak. Ayo, stop aja."

Aaron mengangguk setuju. "Kedepan yuk? Cari udara seger."

Endless Game | Transmigration Become A Player (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang