7. Malam Kedua (2) 🤡

47 5 0
                                    

Unknown Group

???:
Kekeke~
Malam telah tiba.
Biar nggak bosen, malam ini kita main yang sedikit berbeda.

Malam ini voting ditutup. Sebagai gantinya, sistem akan memilih target yang ingin dibunuh. Silakan, Sistem.

Sistem:
Sistem memilih secara acak.
Pemilihan sedang dilakukan.
Sistem telah menentukan target.
Targetnya adalah si Tua.

???:
Kekeke~
Sebentar lagi ada pembunuh yang akan mengejar si Tua. Cobalah bertahan hidup hingga jam 12 malam. Jika berhasil bertahan, maka tidak ada pembunuhan terjadi di malam ini.

Selamat bersenang-senang.
Kekeke~

DUAR!

Langit memancarkan petir untuk kesekian kalinya. Jalanan sudah mulai dipenuhi oleh genangan air setelah hujan turun dua jam berturut.

Summer melirik ke jam di pergelangan tangannya. Pukul sepuluh yang berarti dua jam lagi, pengejaran tersebut akan berakhir.

Bertahanlah, Viola!

Summer sungguh tidak ingin Viola mati.

"Viona--"

"Sssttt ...." Summer menaruh jari di ujung bibir mengisyaratkan Viola untuk tidak mengeluarkan suara.

Summer mengintip dari balik persembunyiannya di antara papan-papan besar, mencari sosok pembunuh yang bertopeng badut itu.

Deg!

"Dia dateng!"

Summer dan Viola mendengar bunyi mesin gergaji yang kian mendekat. Bunyi itu sangatlah keras dan berisik, bahkan menutupi suara hujan yang sedang turun.

Summer dan Viola reflek menahan napas. Suara itu terdengar semakin dekat ... dan semakin dekat ... hingga menandakan jarak mereka dengan pembunuh hanya dihalang oleh sebuah papan besar.

Situasi yang mengerikan ini membuat jantung Summer berdebar semakin kencang. Apalagi Summer tahu apa yang sedang pembunuh lakukan sekarang. D-dia sedang membelah papan kayu!

Akan gawat jika kayunya terbelah. Mereka akan tertangkap!

"SINI OI!" Xena sengaja berteriak sekencang mungkin untuk menarik perhatian si pembunuh. Xena lalu sengaja berlari ke arah lain. Si pembunuh bertopeng badut itu langsung berlari mengejarinya.

Mendengar suara mesin gergaji yang menjauh, Summer dan Viola baru berani bernapas lega.

Tangisan Viola lalu pecah. "Vio, Mama nggak sanggup. Ini terlalu serem," ujar Viola seraya menggeleng.

"Bertahan, Ma. Tinggal dua jem lagi. Ayo, kita sembunyi di tempat lain." Summer lalu menarik ibunya menuju ke dalam mobil Billy.

"Xena dalam bahaya. Harus kita jemput!" seru Summer begitu naik ke atas mobil.

"Ya. Pegangan yang erat!" Billy menancapkan gas. Mobil yang dikendarai Billy itu melaju dengan cepat untuk mencari sosok Xena.

Endless Game | Transmigration Become A Player (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang