12. Malam Keempat (3) 🤡

40 4 0
                                    

Summer sudah bertanya kepada semua tokoh di cerita ini. Rata-rata mengenal Vina dan Dyland. Mereka berdua adalah pasangan kakak adik yang satu sekolahan dengan semua karakter di cerita.

Kemunculan Vina dan Dyland membuat Summer waspada. Pasti ada sesuatu yang belum Summer ketahui. Summer yakin ia tidak pernah mengenal Vina dan Dyland terlebih menaruh mereka di dalam cerita. Kemunculan mereka untuk apa?

Summer mengetuk meja seraya berpikir. Aaron datang mengambil duduk di samping.

"Vina dan Dyland. Apa mereka yang kejar lo tadi?"

Mendengar pertanyaan Aaron, Summer buru-buru meneguk segelas air. Ia teringat sama Vina Dyland yang mengejarnya tadi dengan belati di tangan. Tawa menyeringai bagai psikopat. Bulu kuduknya berdiri seketika.

"Mereka punya dendam sama lo apa gimana?"

Summer menggeleng. "Aku bahkan gak kenal sama mereka."

"Kenapa mereka kejar lo?"

Summer mengendikkan bahu. "En--tunggu. Tadi aku lihat mereka lagi korek sampah. Terus keknya ada hape di tangan mereka."

"Maksud lo, mereka dateng cari hape Helena?"

Summer mengangguk. "Sebenarnya aku kembali ke situ buat ambil hape Helena juga buat cek julukan, tapi kedahuluan sama mereka. Mereka ... mereka adalah
...!"

"Pemain!" sorak Summer dan Aaron bersamaan.

"Kita harus berhati-hati, mereka bisa aja bukan di pihak kita" ucap Summer kemudian.

"Hm. Game udah selesai. Gak usah terlalu dipikirkan. Mereka juga cuma berdua. Nggak pernah bersosialisasi. Selama lo sama gue harusnya aman. Yang penting jangan sendirian," ucap Aaron.

"Aaron, apa boleh aku minta tolong?" tanya Summer kemudian.

"Hm?"

"Karena aku takut, apa boleh sementara waktu kamu temenin aku dulu?"

"Gue?"

Summer mengangguk. "Sementara kamu tinggal di rumahku gimana?"

"Gue." Aaron tampak berpikir. Cowok itu membuang muka. Wajahnya tiba-tiba terasa panas. Serumah sama Viona? Aaron belum pernah membayangkan hal itu.

"Kamu jangan salah paham. Pertama, aku mau buktiin kalo aku bukan kaki tangan pak Marches. Aku percaya sama kamu. Aku mau kamu percaya sama aku juga. Kita harus saling percaya. Kedua, aku takut dikejar sama mereka lagi."

"Hm." Aaron masih tampak berpikir.

"Ayolahhh. Pleaseeee." Summer memohon dengan kedua tangan mengatup di depan dada. "Aku bakal stock-in kamu sekotak, nggak, segudang potato chip, deh."

Mendengar potato chip, mata Aaron berbinar. "Deal."

🤡🤡🤡

"Apa mereka terlalu dekat?" bisik Helena mengamati gerak-gerik Aaron.

"Lagi ngapain mereka berdua di sana?" tanya Jessie.

"Cari tau." Samantha beranjak berdiri diikuti antek-anteknya. Mereka berjalan ke arah Summer dan Aaron.

Jessie langsung mengambil tempat duduk dengan paksa di antara Summer dan Aaron. Seperti biasa, Jessie bergalayut manja di pergelangan tangan Aaron.

"Ron, ayo, ngobrol."

Aaron menepis tangan Jessie. Cowok itu agak geser ke samping, menjauh dari Jessie.

Endless Game | Transmigration Become A Player (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang