WINTER 12

127 24 4
                                    

“KAU masih belum mendapat kabar darinya?” tanya Yuna di ujung sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“KAU masih belum mendapat kabar darinya?” tanya Yuna di ujung sana.

“Belum,” sahut Jie dengan nada cemas. Ia memindahkan ponsel dari telinga kiri ke telinga kanan. “Kalau Oennie? Oennie sempat bertemu dengannya sebelum Oennie berangkat ke Busan?”

“Tidak, aku tidak bertemu dengannya,” sahut Yuna. “Tunggu sebentar, biar kutanyakan pada Tae.” Yuna menjauh dari telepon dan berseru memanggil
adiknya. “Taehyungie, apakah kau bertemu dengan  Yoongi-shi sebelum kita datang kesini?”

Jie bisa mendengar suara Tae di latar belakang, tetapi tidak bisa menangkap kata-katanya.

“Tae juga tidak bertemu dengannya,” kata Yuna kepada Jie.

Jie menunduk menatap jari kakinya. “Oh, begitu.”

“Kau mengkhawatirkannya?” tanya Yuna tiba-tiba.

Jie menarik napas dan mengeluarkannya dengan perlahan. “Dia berjanji meneleponku begitu aku tiba di Daegu Hari Natal lalu,” sahut Jie. Suaranya
terdengar agak frustrasi. “Sekarang sudah lewat seminggu, Oen, dan dia masih belum meneleponku. Aku juga tidak bisa menghubungi ponselnya. Aku bahkan menelepon Nenek Osawa untuk bertanya mengenai Yoongi-shi.”

“Lalu apa kata Nenek?”

“Nenek sama sekali tidak bertemu dengannya lagi sejak Hari Natal, ketika Yoongi-shi mengantarku ke stasiun.” Jie menelan ludah, dan berkata dengan suara lirih, “Oennie, aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.”

“Jangan berpikir sembarangan,” kata Yuna dengan nada riang, berusaha menenangkan Jie. “Aku yakin dia hanya sedang pergi berlibur ke suatu tempat. Mungkin pergi bermain ski. Sekarang ini musim liburan, kau tahu? Sudah tentu Yoongi-shi ingin bersenang-senang. Malah, dia mungkin terlalu bersenang-senang sampai sudah lupa padamu.”

Setelah apa yang dikatakannya pada Jie di stasiun waktu itu? Jie memaksakan tawa kecil. “Ya, mungkin juga.”

“Tenang saja,” kata Yuna lagi. “Katanya dia akan menjemputmu di stasiun besok, bukan?”

“Memang,” gumam Jie. “Kapan Oennie pulang ke Seoul?”

“Lusa,” sahut Yuna. “Jie, kau tidak perlu terlalu cemas.”

“Hmm.”

“Kau terdengar seperti istri muda cemas setengah mati karena suaminya belum pulang dari kantor.”

“Aku tidak begitu.”

“Ngomong-ngomong, kau belum bercerita padaku tentang kencan kalian malam Natal waktu itu. Nah, mulailah bercerita.”

Setengah jam kemudian Jie menutup ponsel dan kembali melamun. Ia tidak menyadari ibunya masuk ke kamarnya dengan membawa sepiring apel yang sudah dipotong.

“Kenapa melamun lagi?” tanya ibunya dalam bahasa Indonesia.

Jie tersentak dan menoleh. “Oh, Mama. Nggak kenapa-napa.” Ia juga berbicara dalam bahasa Indonesia, seperti yang selalu dilakukannya dengan ibunya.

WINTER [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang