Jie belum memutuskan bagaimana ia harus bersikap dalam berhubungan dengan YG. Apakah sebaiknya ia kembali menjaga jarak dari laki-laki itu? Tetapi siang ini mereka sudah makan dan mengobrol bersama seperti dulu ketika YG belum hilang ingatan, dan YG datang ke perpustakaan untuk mencarinya. Kembali menghindari laki-laki itu akan terasa aneh.
Tetapi kalau ia kembali dekat dengan YG, justru Jie sendiri yang berisiko mengalami sakit hati karena terpaksa menyaksikan YG dan Yuri bersama.
Bayangan YG yang memeluk Yuri kembali menghunjam otaknya. Jie menggeleng kuat-kuat, tidak sudi mengingat itu. Pada saat-saat seperti inilah ia membenci pikirannya yang suka melayang tanpa arah.
Sambil membetulkan letak topi wol yang agak miring karena gelengan kepalanya yang terlalu keras tadi, Jie sejenak berhenti melangkah di depan gedung apartemennya dan menengadah menatap langit malam yang suram. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan nya dengan keras, uap putih keluar dari mulutnya
dan menghilang di depan matanya. “Bodoh,” gerutunya kepada bayangan wajah YG di langit malam. “Bodoh...”Dengan langkah gontai ia menaiki tangga gedung apartemen sambil merogoh tas tangannya mencari kunci pintu. “Di mana lagi benda itu?” tanyanya pada diri sendiri.
Ia sudah berdiri di depan pintu apartemennya tetapi kuncinya masih belum ketemu..
“Hei.”
Suara berat yang tiba-tiba terdengar begitu dekat di belakangnya itu membuat Jie terkesiap dan terlompat kaget. Ia berputar begitu cepat sampai tas tangannya terlepas dari pegangan, jatuh ke lantai, dan isinya berhamburan. Punggungnya menempel ke pintu apartemennya sementara matanya terbelalak ketakutan menatap sosok tinggi dan kabur di hadapannya.
“Ada apa? Kenapa?” tanya orang di hadapannya dengan nada cemas.
Suara itu menembus bunyi debar jantung Jie yang mengentak keras di telinganya dan ia mulai menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. Sosok yang tadinya terlihat kabur di matanya pun berubah jelas begitu debar jantungnya yang
keras mereda. YG... Orang yang berdiri di hadapannya dan menatapnya dengan alis berkerut bingung bercampur cemas adalah Min Yoongi.Sebagian ketakutan Jie berubah menjadi amarah. Walaupun lega, suaranya masih agak bergetar ketika ia mendesis, “Demi Tuhan, jangan pernah sekali-kali..." Melihat kebingungan YG dan menyadari bahwa ia berbicara dalam bahasa
Indonesia, Jie berhenti sejenak untuk menarik napas, berdeham, dan berkata dengan suara lebih tenang dalam bahasa Korea. “Jangan pernah melakukan hal itu lagi.”YG heran melihat Keiko yang berdiri gemetar di depannya. “Melakukan apa? Kau baik-baik saja?" tanyanya sambil menatap Jie dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, lalu kembali terpaku pada wajah Jie yang pucat. “Apa yang terjadi?”
Tidak mau membalas tatapan YG, Jie berjongkok dan mulai mengumpulkan barang-barangnya yang berserakan. “Tidak apa-apa,” sahut Jie kaku. “Kenapa kau mengendap-endap begitu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER [Completed] ✓
Teen FictionTetangga baruku, Min Yoongi, datang ke Seoul untuk mencari suasana baru. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan. Perlahan-lahan mungkin sejak Malam Natal itu aku mulai memandan...