a day with Jazziel {3}

706 571 452
                                    

Perpisahan memang berat, tapi yang lebih berat adalah menahan kentut didepan banyak orang.
#Jazziel cool

💐💐💐

"Hai jamet-jamet ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai jamet-jamet ku." sapa Jaendra yang tiba-tiba nongol dari jendela kelas.

"Darimana lo?" Chaska bertanya. Tengah duduk dibangku sebelah Jazziel sembari memakan cireng Teh Sari. Di sampingnya Jazziel terbengong seperti orang kehilangan arah hidup.

"Dari tadi!" Balas Jaendra ketus.

Jaendra mengernyit bingung melihat tingkah tak biasa Jazziel. "Kenapa lo bang?" Tanya Jaendra heran. "Dari aura wajah lo bang kayak orang banyak utang!"

"Kadang gue suka mikir, kenapa gue harus mikir karena kalo di pikir-pikir ngapain gue pikirin." ujar Jazziel dengan perkataan randomnya.

Hilo menyahuti. "Susah diobatin, gobloknya udah mendarah daging!"

Jazziel tersenyum ala joker. "Gue senyum ke lo bukan berarti gue gak mau nonjok muka lo yang burik itu ya bro!"

"Maaf kalo lo tersinggung gue bilang goblok. Gue kira lo udah tau!"

"Susah ya emang kalo ada orang yang ngiri sama kita, apa-apa di hujat!" balas Jazziel tak terima.

Mahesa malah ikutan. "Kalo orang ngiri, kita nganan aja."

"ANNYEONG YEOROBUN!" ucap seseorang secara tiba-tiba masuk lewat pintu kelas.

Seisi kelas sangat syok dengan kedatangan tak di undangnya seperti jelangkung. Seketika Jazziel yang tadinya terbengong langsung bangun dari lamunannya.

"Tuh dokter RSJ ngapain masuk kelas kita anjir?" tanya Jazziel dan dibalas gelengan oleh temannya.

Pak Mei-mei guru BK yang terkenal sadis dan menakutkan, karena ia selalu membawa jarum suntik kemanapun ia pergi. Jadi jika ada murid yang melanggar peraturannya siap-siap saja untuk kena hukuman dari pak Mei-mei cute.

"Karena berhubungan pak Sugi tidak masuk hari ini, jadi saya yang menggantikannya." ucap pak Mei-mei dengan gembira.

"Hufttt" suara helaan nafas para murid terdengar secara bersamaan. Mereka tidak mau jika yang mengajar pak Mei-mei, bukannya tambah pintar yang ada mereka jadi gila.

"Bapak tau kok kalian semua senang kan?"

Dengan terpaksa mereka pun menjawab. "SENANG PAK!" kecuali satu murid pojok kanan yang sangat pak Mei-mei kenal.

𝐏𝐥𝐮𝐯𝐢𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞 (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang