14. Alli Tantrum

60 14 71
                                    

Kalau nyari yang ganteng dan cool, gue kalah. Tapi soal bikin masalah, gue siap bikin lo stress sampai tua.

-Caper Dikit Nggak Ngaruh-

"Hikari, Alli, kalian lagi ngapain?"

Suara dari balik bantu membuat keduanya terkejut. Hikarih kontan meletakkan sendok yang ia pegang ke tempat makannya. Sedangkan Alli terlihat berdiri dari tempat dengan sigap.

"Oryza ... kami nggak bermaksud-"

"Ganggu orang pacaran aja," potong Alli dengan cepat.

Hikari sontak membulatkan mata dan menatap Alli dengan tajam. "Nggak, Za! Dia ngarang-ngarang. Jangan percaya sama dia," sergah Hikari.

Oryza tak membalas perkataan Hikari, justru ia menatap tajam ke arah Alli. "Jangan berani nyentuh Hikari. Ngerti?"

Alli tersenyum tengil, kemudian menggeser posisi tubuhnya lebih dekat ke posisi Hikari. Lengan keduanya bertubrukan secara perlahan.

"Ups, sorry, udah nyentuh ...." goda Alli sembari tersenyum miring.

Oryza mengepalkan kedua tangan dengan erat. Pria bertubuh atletis itu maju satu langkah ke arah Alli.

Karena mencium bau-bau keributan, Hikari sontak menuju di antara mereka berdua. Ia merentangkan tangan sambil berdecak kuat.

"Lagi pada ngapain, sih, kalian? Nggak usah bikin keributan di ruanganku." Hikari menoleh ke arah Alli. "Dan kamu juga, nggak usah main sengaja kayak tadi. Buat apa? Nggak ada faedahnya," sambungnya.

"Kamu juga, Za." Hikari menatap Oryza seraya mendongak karena postur tubuh pria itu tinggi. "Buat apa kepancing emosi gitu? Aku nggak ada apa-apa sama anak ini. Dan jangan kebanyakan ngatur. Aku udah muak, " tambah Hikari.

Oryza memundurkan langkah, laku mengembuskan napas. "Gue cuma nggak suka lo diapa-apain sama dia, Hikari. Gue mau lo baik-baik aja sama gue."

Hikari memutar bola matanya. "Nggak usah berlebihan. Dia nggak bakalan ngapain-ngapain," sahut perempuan itu.

Suara tawa kecil mulai terdengar dari Alli. "Sebenarnya lo siapanya dia, Bro? Kenapa lo kesannya nggak mau Hikari deket sama orang lain?"

"Dia bukan siapa-siapaku," sela Hikari tiba-tiba.

"Bener?" Alli tersenyum miring. Ia menarik tangan Hikari secara tiba-tiba. Menggandengnya dengan erat. Perlakuan itu membuat Hikari meronta, meminta untuk dilepaskan. Sedangkan Alli justru mempererat tangannya dan tangan Hikari.

Pemandangan itu tentu saja membuat otot-otot leher milik Oryza terlihat. Tangan kekar milik Oryza kontan melepaskan tangan Alli secara kasar. Dengan napas yabg memburu, Oryza kontan menarik kerah seragam milik Alli.

"MAKSUD LO APAAN?" teriak Oryza.

"Santai, Bos. Panas banget, ya, cuacanya. Panas luar dalem" Alli yang merasa bahagia karena Oryza mulai terpancing perkataan Alli.

"Maksud lo, apa!?" seru Oryza lagi.

Hikari yang melihat kejadian terlihat memijit keningnya yang terasa pening. "Kenapa jadi kayak gini, astaga."

"Kalau bukan siapa-siapa itu nggak usah berharap banyak, deh. Lo cuma rekan kerjanya, bukan tujuannya," ujar Alli yang berhasil membuat Oryza naik pitam.

Hampir saja Oryza melayangkan pukulan panas, namun Hikari menahannya.

"DIAM, JANGAN MEMBUAT KERIBUTAN DI SINI!"seru Hikari yang membuat kedua pria di hadapannya terdiam.

Caper Dikit Nggak NgaruhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang