2. Haruskah?

73 8 1
                                    

"Nih na minum dulu."

Nayra datang dari kantin dan membawakan minum untukku.
Tapi,

"Na..."

"Na?" Panggil nya lagi saat menyadari aku sedang melamun,

"LUNA!"

"SIAPA!" Semua orang yang di kelas melihat ke arah ku yang berteriak karena terkejut, dan aku pun tersadar dari lamunanku.

"Siapa apa? Apanya yang siapa?, Kesambet na?"

"Iya lagi, kenapa ya?"

"Lahh gak jelas lu, makannya kalo ngelamun jangan digedein. Lagian kamu kenapa sih selalu aja ngelamun? Ngelamunin apa? Jodoh? Tenang jodoh gaakan kemana..." omel Nayra.

"Gwenchana nay i'm good." Tidak ingin membuat temanku khawatir, aku pun mencoba untuk terlihat baik-baik aja.

"Gwenchana gwenchana, This is Indonesia. Kamu gabisa bohong, Ayolah Terbuka jangan sembunyiin apapun dari aku, cerita gak! Pokonya cerita ya!"

Nyatanya aku memang sering melamun belakangan ini, memikirkan apa yang pernah terjadi. Bohong jika aku mengatakan sudah melupakannya, Karena bagaimanapun hal itu akan selalu teringat di benakku. Hanya saja, aku tidak terlalu mempedulikannya.
Tapi, saat ini aku merasa lelah berpura-pura seolah hidupku baik-baik saja, aku sudah tidak nyaman dengan hal ini, haruskah?

"Haruskah? Tapi, apa kamu bisa percaya dengan semua yang aku ceritakan? Terlalu banyak nay, aku juga bingung mulai nya dari mana?"

"Kalau kamu belum berani cerita, gapapa na. Tapi stop melamun oke?"

Aku berfikir sejenak, "Ikut aku yuk."

"E-ehh..."

Aku menarik Nayra ke tempat yang lebih sepi.

"Mau kemana sih?" tanya Nayra.

Sampailah kita di tempat parkir, seperti biasa tempat itu masih terlihat sepi lantaran jam masih menunjukkan dimana sedang berlangsung nya kegiatan belajar mengajar.
Aku dan Nayra duduk di salah satu kursi yang ada di sana.
Dia menunggu mengeluarkan sepatah kata yang keluar dari mulutku, namun yang terjadi aku hanya melamun, lagi.
Nayra menepuk punggung ku, dan akhirnya akupun melontarkan banyak pertanyaan.

"Nay kapan terakhir kali kamu mimpi indah? Kapan terakhir kali kamu tidur nyenyak? Nay, apa aku terlalu penakut sampai selalu gelisah di malam hari? Nay, apa selama ini tidurmu nyenyak? Apa hanya aku yang tidak bisa tidur sendirian sampai umurku sekarang ini?"

"Hah? Stop na aku bingung!" Nayra memotong secara tiba-tiba membuat aku kesal.

"Aku lebih bingung! Kalau seandainya aku punya seseorang, aku gak akan minta untuk diucapkan selamat malam atau mimpi indah, aku hanya ingin diucapkan 'tidur yang nyenyak jangan mimpi apapun hanya tidur saja' tapi aku tidak punya!"

"Ceritakan dari awal Luna, entah itu awalnya kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu, 10 tahun atau bahkan 100 tahun lalu. Aku dengerin na,-

-Bicara na apa yang sebenarnya terjadi dalam mimpi mu?" ujarnya.

"Semalam..."

Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang