20. Asing Dirumah Sendiri

11 2 0
                                    

Malam yang dinanti-nanti pun tiba, tepatnya malam Jum'at dan saat ini waktu menunjukkan pukul 21:00 malam.
Aku dan Ibu menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk mandi bunga. Selama proses mandi bunga berlangsung, syukurnya tidak ada hambatan apapun sehingga aku menyelesaikannya dengan tenang. Setelah mandi bunga, aku merasakan adanya perubahan, entah apa yang berubah tapi aku merasa lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Malam yang biasanya aku takuti sekarang tidak lagi menakutkan, sleep paralysis yang biasanya datang menyerang sekarang sudah tidak ada lagi. Hanya menyisakan lucid dream dan kepekaan yang sudah dari dulu aku rasakan. Sleep paralysis sebenarnya masih terjadi, tapi tidak sesering yang sebelumnya dan tidak membuatku semenderita sebelumnya juga, karena aku sudah bisa mengendalikannya. Tapi, semua itu digantikan oleh Lucid dream yang penuh sekali dengan teka-teki.

Beberapa hari setelah mandi bunga, aku seringkali bermimpi aneh, mimpinya terus berlanjut walaupun tidak dihari dan malam yang sama. Tiga kali aku mimpi, dimimpi itu aku bersama anak kecil yang usianya sekitar 7 atau 8 tahun. Namun, aku merasakan hal aneh terhadap mimpi itu, karena mimpi itu seperti bukan mimpi biasa, pasalnya aku merasa seperti aku berada di alam mereka.

 Namun, aku merasakan hal aneh terhadap mimpi itu, karena mimpi itu seperti bukan mimpi biasa, pasalnya aku merasa seperti aku berada di alam mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Malam pertama bertemu anak kecil itu (in Luna's dream)

"Dimana aku?"

Tidak ada seorangpun yang menjawab pertanyaan ku. Tak lama, terlihat sesosok anak kecil muncul di sampingku. Dia memakai jubah berwarna merah dengan penutup kepala yang menyatu dengan jubahnya, tingginya hanya sepinggang orang dewasa. Aku tidak mengenal anak kecil itu karena dia sama sekali tidak menghadapkan dirinya ke arahku, tapi dari suaranya aku tahu kalau dia itu sesosok anak perempuan.

"Jangan takut, ini rumahmu." katanya tiba-tiba.

"Rumahku? Tapi kenapa terlihat asing? Dimana semua orang?" Pertanyaan datang secara bertubi-tubi dari mulutku.

"Orang?" tanyanya.

Hanya satu kata keluar dari mulutnya untuk menjawab semua pertanyaan ku. Namun, satu kata itu justru membuatku sontak terdiam.

"Mau jalan-jalan?" ajaknya.

Tanpa menunggu jawabanku, dia sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkanku beberapa langkah dibelakangnya.

Saat ini, aku bersamanya melihat-lihat semua ruangan yang ada di rumahku.

'Kenapa aku harus jalan-jalan melihat ruangan-ruangan yang ada di rumahku? Padahal semuanya sama saja! '
Pertanyaan itu muncul dibenak ku, tapi ternyata jawabannya adalah tidak. Bangunannya memang terlihat sama tapi isinya yang berbeda. Disini aku tidak bisa melihat seorangpun bahkan diluar rumah sekalipun padahal langit menunjukkan jika ini siang hari (Di mimpiku).

"Ini alam mereka." gumamku pelan.

Aku terus mengikuti anak kecil itu dari belakang, entah kenapa rasa takut terhadap anak kecil itu sudah tidak ada lagi. Justru aku merasa nyaman bersamanya, seperti sudah lama kenal dan sudah akrab.Bahkan selama jalan-jalan aku selalu menyampaikan rasa penasaran ku terhadap rumah ini.

Kini kita berada didepan ruangan tempat aku dilahirkan dulu. Aku lahir di rumah, tepatnya di ruangan yang saat ini menjadi kamarku atau lebih tepatnya tempat penyimpanan barang-barangku. Dari luar ruangan itu, terlihat sosok perempuan sedang berdiri membelakangi ku. Seluruh badannya tertutup kain yang terlihat seperti kain mukena putih tanpa hiasan dan tanpa renda sedikitpun.
Sadar aku merasa takut melihatnya, anak yang sedang bersamaku berkata,
"Masuk, jangan takut. Dia tidak perlu kamu takuti." katanya tanpa menoleh sedikitpun ke arahku.

Aku memberanikan diriku dan pergi melangkah masuk kedalam dengan sangat perlahan.

"Lalu, bagaimana dengan yang besar itu?" tanyaku ketika melihat sesosok yang sangat besar sedang memperhatikan kami dari jendela.

"Lalu, bagaimana dengan yang besar itu?" tanyaku ketika melihat sesosok yang sangat besar sedang memperhatikan kami dari jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tenang saja, dia sudah ada disini dari lama. Ini wilayahnya, dia menjaga wilayah ini." jelas anak kecil itu.

Aku mengangguk paham.

"Ayo keluar." Dia menyuruhku keluar dari ruangan ini, Karena pada nyatanya dia tidak ikut masuk.

Disebelah kamarku terdapat beberapa kamar lainnya. Terdengar suara-suara yang menyeramkan dari kamar itu.

"Ada apa dikamar itu? Kenapa terdengar suara-suara yang aneh?" tanyaku sambil menunjuk ke salah satu ruangan di depan kamarku.

"Mau melihatnya?" tanyanya singkat.

"Aku takut, aku tidak mau masuk sendiri. Aku mau masuk kedalam bersamamu."

"Kalau begitu, lebih baik untuk tidak melihatnya."
sarannya.

Aku kecewa karena tidak bisa melawan rasa takutku untuk masuk dan melihat apa yang sedang terjadi di ruangan itu. Sudah lama aku penasaran dengan ruangan itu, ada apa dan siapa di sana. Tapi anak kecil itu menyarankan untuk tidak masuk dan melihat apa yang ada di ruangan itu.
'Apa mungkin ada makhluk negatif di sana?' gumamku menduga-duga.
Ruangan itu adalah kamar aku dan ibuku yang dulu. Dimana saat itu, aku dihantui sosok hitam dan itu adalah awal dari semua hal buruk yang seringkali terjadi kepadaku. (Baca di eps 10 & 11)

 (Baca di eps 10 & 11)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak kecil itu kurang lebih kaya gini pakaiannya tapi warna merah dan sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anak kecil itu kurang lebih kaya gini pakaiannya tapi warna merah dan sederhana.

Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang